Himedik.com - Ketidakpastian dalam krisis pandemi corona Covid-19 membuat banyak ketegangan mental, termasuk pada anak-anak. Hal itu dinyatakan oleh seorang psikolog, Genevieve von Lob pada Huffpost.
"Tidak ada di antara kita yang berhasil dengan ketidakpastian dan krisis, banyak yang harus diproses oleh anak-anak. Sama seperti orang deaasa, anak-anak mengalami banyak kehilangan kehidupan normal mereka saat ini," kata Genevieve von Lob.
Baca Juga
Studi: Kombinasi Obat Anti-Malaria dan Diabetes Bisa Menjadi Racun
Hadapi Krisis di Garis Depan, Tim Medis Disebut Butuh Perawatan PTSD
CEK FAKTA: Cuma Makan Pisang Bisa Tangkal Virus Corona Covid-19?
Cegah Virus Corona Covid-19, Ayo Penderita Diabetes Ikuti 5 Langkah Ini!
Pandemi Corona Dapat Memperburuk Obesitas pada Anak, Ini Tips Mencegahnya!
Cocok untuk Teman Karantina, Konsumsi 5 Makanan Rendah Kalori Ini
Atas kehilangan kebiasaan itu, anak-anak juga akan mengalami stres yang kemudian ditunjukkan melalui perubahan fisiologis dan perilaku.
"Ketika anak-anak stres, itu sering dinyatakan dalam perubahan fisiologis, perubahan suasana hati, dan perilaku," kata Robin Gurwitch, seorang profesor psikiatri Universitas Duke pada Huffpost.
Sayangnya, anak-anak tidak bisa secara gamblang mengutarakan kegelisahannya. HuffPost berbicara dengan Gurwitch, von Lob, dan para ahli lainnya untuk mempelajari beberapa indikator yang menunjukkan tanda stres pada anak.

1. Perilaku Regresif
"Secara umum, kita semua akan mengalami sedikit kemunduran selama masa transisi besar ini," kata psikoterapis Noel McDermott.
"Anak-anak akan mengalami kemunduran lebih dari orang dewasa, semakin muda semakin besar kemundurannya," tambahnya.
Perilaku yang Anda pikir anak telah hilangkan tiba-tiba muncul kembali. Misalnya kembali mengisap jempol, membutuhkan mainan khusus untuk kenyamanan, mengompol, dan lain sebagainya.
"Perilaku regresi normal selama periode stres dan ketidakpastian," kata von Lob.