Info

Benarkah Mitos Gemuk Setelah Menikah Karena Bahagia?

Semakin bahagia seseorang dengan pernikahannya, makan semakin besar pula kemungkinan untuk bertambah berat badan.

Rauhanda Riyantama

Pasangan suami istri yang saling mencintai. (shutterstock)
Pasangan suami istri yang saling mencintai. (shutterstock)

Himedik.com - Mitos bertambahnya berat badan alias gemuk karena bahagia ada benarnya, terutama bagi yang sudah menikah. Peneliti memantau sekelompok pengantin baru selama empat tahun, hasilnya semakin bahagia seseorang dengan pernikahannya, makan semakin besar pula kemungkinan untuk bertambah berat badan.

Pernyataan tersebut faktanya mudah diterima oleh masyarakat luas. "Pernikahan itu sendiri dikaitkan dengan penambahan berat badan dan perceraian dengan penurunan berat badan," kata peneliti Andrea Meltzer, asisten profesor psikologi di Southern Methodist University seperti dilansir Medical Xpress.

Dalam penelitian ini, Meltzer merekrut 169 pasangan muda yang sesemuanya sudah menikah selama enam bulan, lalu dipantau selama empat tahun. Para suami rata-rata berusia 25 tahun, sedangkan istrinya 23 tahun. Informasi mengenai kepuasan pernikahan dan berat badan pasangan dikumpulkan dalam delapan kesempatan yang berbeda.

Bertambahnya berat badan pasangan karena bahagia. (perfectmuslimwedding)
Bertambahnya berat badan pasangan karena bahagia. (perfectmuslimwedding)

Hasil analisis menunjukkan bahwa kepuasan pernikahan berhubungan positif dengan kenaikan berat badan. Pasangan yang lebih puas dengan pernikahan cenderung bertambah berat badannya, sedangkan pasangan yang kurang puas cenderung menyusut berat badannya.

Kesimpulan tersebut disampaikan dalam pertemuan Society for Personality and Social Psychology. Meltzer berspekulasi, pasangan yang kurang puas dengan pernikahan cenderung tidak bertambah berat badannya karena memikirkan perceraian. Lantas mereka mencoba menjaga berat badannya agar tetap ideal dengan tujuan menarik pasangan baru.

Sementara, orang yang sudah mantap dengan jodohnya tak lagi peduli dengan postur tubuh dan berat badan. Menurut Meltzer, efek ini berlaku baik pada pria maupun wanita. "Untuk setiap unit peningkatan kepuasan yang ditemukan, baik pada salah seorang atau kedua pasangan, terjadi peningkatan indeks massa tubuh (IMT) rata-rata sebesar 0,12 setiap 6 bulan," kata Meltzer.

Misalnya seorang wanita dengan tinggi badan 165 cm dan berat 54 kg memiliki IMT 20,6. Jika berat badannya bertambah 0,7 kg, maka IMT nya akan meningkat menjadi sekitar 20,7. Setelah 4 tahun, rata-rata peserta penelitian masih dalam kisaran berat badan yang sehat.

Berita Terkait

Berita Terkini