Info

Empat Kebiasaan Buruk Ini Ternyata Bermanfaat Lho

Kebiasaan buruk terlambat ternyata menandakan bahwa seseorang memiliki optimistis lebih tinggi terhadap waktu

Galih Priatmojo | Krishnayanti C

Kebiasaan buruk (unsplash)
Kebiasaan buruk (unsplash)

Himedik.com - Setiap orang pastilah memiliki kebiasaan buruk. Entah sudah bawaan dari kecil atau pengaruh lingkungan sekitar.

Kebiasaan buruk seseorang memang menyebabkan dampak buruk juga bagi dirinya ataupun orang lain. Namun, tidak selamanya hal itu terjadi.

Beberapa penelitian mengatakan bahwa ada beberapa kebiasaan buruk yang bermanfaat. Penelitian yang dilakukan Departemen Psikologi Universitas Brown, Amerika Serikat, kebiasaan buruk merupakan bagian dari proses pembelajaran psikis.

Dr. Robert Maxwell mengatakan, setiap tindakan pasti memiliki maksud, meskipun sering kali tidak disadari oleh orang yang melakukannya. Jika hal itu terjadi berulang-ulang, ini akan membentuk kebiasaan yang menjadi ciri dari kehidupan masing-masing individu.

Kira-kira apa saja kebiasaan buruk yang bermanfaat itu?

1. Menggigit kuku atau menghisap ibu jari

Gigit kuku (vemale)
Gigit kuku (vemale)

Kebiasaan ini sering dilakukan oleh anak kecil, tapi tidak jarang orang dewasa juga melakukannya. Studi di Amerika Serikat menemukan fakta bahwa dua kebiasaan buruk ini membuat pelakunya lebih tahan terhadap serangan bakteri yang masuk melalui persentuhan dengan kulit.

2. Jam karet

Terlambat memang sudah jadi kebiasaan buruk orang Indonesia. Namun, Diana DeLonzor penulis buku Never Be Late Again mengatakan bahwa orang yang sering terlambat ternyata memiliki optimistis lebih tinggi terhadap waktu. Mereka merasa dapat mengejar ketertinggalan.

3. Bergosip

Menurut studi yang dilakukan Departemen Psikologi di salah satu universitas di Jerman, menggosip dapat membahagiakan orang lain. Setidaknya membuat orang lain berani mengutarakan keluh kesahnya.

4. Berkata kasar

Mereka yang terbiasa berkata kasar memiliki kemampuan menyimpan jumlah kosakata yang lebih banyak. Selain itu, jurnal Scientific juga menyebutkan bahwa mereka yang terbiasa berkata kasar memiliki kemampuan menemukan kosakata lebih cepat. Bahkan mendorong seseorang lebih fasih dalam mengeja kosakata yang baru didengar.

Berita Terkait

Berita Terkini