Info

Mengapa Jari Mengerut Saat Lama Terendam Air? Ini Penjelasannya

Jari tangan dan kaki mengerut justru memperlihatkan betapa pintarnya tubuh kita.

Rauhanda Riyantama

Jari tangan mengerut. (doctorshealthpress.com)
Jari tangan mengerut. (doctorshealthpress.com)

Himedik.com - Jika terlalu lama mandi atau berendam di air, secara sadar akan menjumpai jari tangan atau kaki mengerut. Kemudian kondisi kulit akan kembali mulus seperti sedia kala setelah mengeringkannya dan tidak terpapar air lagi.

Namun, kebanyakan orang mengabaikannya karena dianggap biasa terjadi. Jadi, sebenarnya apa yang membuat jari tangan dan kaki mengerut jika terendam air lebih lama?

Bagi sebagian orang, fenomena ini mungkin dianggap mengurangi keindahan tampilan kulit. Tetapi menurut para peneliti, kondisi ini justru memperlihatkan betapa pintarnya tubuh kita. Selain itu, kondisi ini juga dapat memberi perlindungan lebih terhadap beberapa bahaya yang mungkin muncul.

Pada dasarnya, kulit di bagian jari tangan dan kaki akan terlihat keriput karena paparan air dalam waktu yang lama. Reaksi mengerut ini diberikan sebagai sinyal bahwa kulit telah menyerap terlalu banyak air.

Lalu, mengapa kulit berkerut, bukannya malah membengkak seperti balon yang diisi air? Menurut neuroscientist Mark A. Changizi, hal ini juga berhubungan dengan sistem saraf. Pada orang-orang yang memiliki gangguan pada sistem saraf, paparan air tidak akan menyebabkan jari tangan dan kaki menjadi mengerut.

Jari kaki mengerut. (shutterstock)
Jari kaki mengerut. (shutterstock)

Dalam laporannya yang dimuat pada jurnal Brain, Behavior and Evolution, Changizi menyatakan bahwa mengerutnya jari tangan dan kaki adalah reaksi fisik yang memiliki dua tujuan. Pertama, mencegah air terlalu banyak terserap oleh tubuh. Kedua, menghindarkan kita dari risiko tergelincir.

Selain itu, dikutip dari Scientific American, para ilmuwan berhasil mengetahui bahwa jari keriput setelah berlama-lama di dalam air bukan sekadar refleks sederhana atau hasil dari proses osmosis, melainkan peran dari sistem saraf.

Alasannya, para dokter bedah telah mengungkapkan bahwa jika beberapa saraf dalam jari dipotong atau rusak, respons keriput ini tidak akan muncul. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan kondisi kulit ini adalah reaksi paksa yang dilepaskan oleh sistem saraf otonom tubuh, yaitu sistem yang juga mengontrol pernapasan, detak jantung, dan keringat.

Faktanya, kerutan khas yang hanya ditemukan di telapak tangan dan kaki ini disebabkan oleh pembuluh darah yang menyempit di bawah permukaan kulit.

Jari mengerut, menurut para dokter bedah, adalah pertanda sistem saraf yang utuh. Dan benar saja, respons keriput yang terlihat di setiap bantalan jari ini telah digunakan sebagai metode untuk menentukan apakah sistem saraf simpatetik masih bekerja dengan baik pada pasien yang dinyatakan tidak responsif.

Uniknya, kerutan di jari tidak akan muncul jika berada di dalam air dalam jangka waktu sebentar. Artinya, kontak dengan air yang singkat tidak cukup untuk bisa menghasilkan kerutan. 

Berita Terkait

Berita Terkini