Info

Studi, Ini Enam Makanan Pencegah Alzheimer

Pada awalnya pengidap alzheimer hanya lupa dengan kata-kata, wajah, dan nama.

Rauhanda Riyantama

Ilustrasi alzheimer. (livretsante.com)
Ilustrasi alzheimer. (livretsante.com)

Himedik.com - Salah satu penyakit yang berhubungan dengan usia adalah alzheimer. Penyakit ini mengganggu kinerja otak yang menimbulkan kemrosotan memori, kesadaran, dan kemampuan mental secara keseluruhan.

Gejala yang ditimbulkan alzheimer merupakan bentuk paling umum dari demensia. Pada awalnya pengidap alzheimer hanya lupa dengan kata-kata, wajah, dan nama. 

Hal ini terjadi selama beberapa tahun, sebelum akhirnya lupa akan dirinya sendiri, dan menjadi lemah tak berdaya sehingga harus membutuhkan perawatan.

Agar tidak terjadi gejala alzheimer, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diet makanan.

Sebuah studi tahun 2015 melaporkan bahwa sebanyak 923 orang berusia 58-98 tahun memiliki tingkat risiko terkena alzheimer lebih rendah karena mengonsumsi sayuran berdaun hijau, buah, ikan, biji-bijian, dan minyak zaitun. 

Mereka juga mengurangi makanan yang mengandung keju, mentega, daging merah, dan makanan cepat saji. Dilansir dari Daily Mail, ada enam makanan yang dapat menghindari timbulnya penyakit alzheimer. Berikut ulasannya.

1. Ikan salmon, forel, dan minyak ikan

DHA dan EPA adalah dua jenis asam lemak omega 3 yang baik untuk mencegah demensia. Zat tersebut akan bercampur di otak dan dapat meningkatkan fungsi kognitif dan memori. Sayangnya, tubuh manusia tidak memporduksi nutrisi ini, sehingga kita harus mengonsumsi makanan yang kaya akan omega-3, salah satunya ikan.

2. Jahe, beri hitam, dan minyak zaitun

Beri hitam. (kraut-kopf.de)
Beri hitam. (kraut-kopf.de)

Makanan tersebut dapat membantu melindungi dan melestarikan sel glia di otak, sel yang memiliki peran penting untuk kesehatan sistem saraf pusat dan perifer. Jumlah sel glia adalah yang terbanyak jika dibandingkan sel saraf lainnya, yaitu tiga banding satu. Sel ini melayani beragam fungsi neurologis seperti mengontrol laju saraf dan merehabilitasi cedera saraf.

Selain itu, sel glia juga berfungsi sebagai 'penyapu jalan' di otak. Mereka mengambil sel yang rusak dan membuangnya. Untuk itu, jika sel glia gagal melakukan tugasnya, maka akan menyebabkan hilangnya fungsi kognitif atau penalaran akal. 

3. Makanan kecil dan karbohidrat kompleks

Meski belum ditemukan hubungan langsung antara alzheimer dengan diabetes tipe-2. Namun, terdapat bukti bahwa kadar gula darah yang tinggi bisa mencederai otak. Ketidakseimbangan insulin dapat meningkatkan kenaikan gula darah yang bisa menyebabkan kerusakan internal pada otak. 

Untuk itu, mengonsumsi makanan kecil sepanjang hari dapat membantu menjaga keseimbangan gula darah. Cobalah hindari makanan yang banyak mengandung karbohidrat olahan, seperti nasi putih, pasta, dan tortilla. Mungkin bisa mengganti nasi putih dengan nasi merah yang mengandung karbohidrat kompleks.

4. Teh hijau

Polifenol, yang kaya akan antioksidan, dalam teh hijau memang memberikan rasa pahit pada minuman. Meski pahit, senyawa ini baik untuk mengurangi risiko adanya penurunan fungsi kognitif pada manula, seperti alzheimer.

5. Lemak tak jenuh

Makanan mengandung lemak tak jenuh. (shutterstock)
Makanan mengandung lemak tak jenuh. (shutterstock)

Ini dapat temukan pada minyak zaitun dan kacang-kacangan. Sebaiknya menghindari konsumsi makanan yang kaya dengan lemak jenuh, seperti mentega dan keju. Lemak jenuh bisa berdampak buruk pada fungsi kognitif dan memori. 

Hal tersebut telah diuji oleh sebuah studi yang melakukan pengukuran pada sekelompok tikus. Terlihat bahwa sejumlah tikus yang diberikan makanan tinggi lemak jenuh memiliki masalah memori ketimbang yang memakan makanan tak jenuh.

6. Bayam, kubis, dan asparagus

Sebuah studi yang dilakukan Rush University menemukan bahwa manula yang mengonsumsi sedikitnya satu porsi daun hijau setiap harinya, memiliki kemampuan kognitif 11 tahun lebih muda. Hal ini disebabkan karena sayuran berdaun hijau kaya akan vitamin K.

Para manula seringkali kekurangan vitamin K, padahal kurangnya vitamin tersebut bisa mempercepat perkembangan penyakit alzheimer. Jika sulit menemukan sayuran hijau, bisa menggantinya dengan suplemen vitamin K.

Berita Terkait

Berita Terkini