Info

Berapa Kali Idealnya BAB dalam Sehari?

Meski BAB satu kali sehari dianggap sebagai pedoman umum, tapi frekuensi tiga kali sehari atau tiga hari sekali juga masih terbilang normal.

Rauhanda Riyantama

Ilustrasi buang air besar alias BAB. (iStock)
Ilustrasi buang air besar alias BAB. (iStock)

Himedik.com - Frekuensi orang dalam buang air besar (BAB) dalam sehari tentu berbeda-beda. Ada yang satu kali sehari, tiga kali sehari, bahkan lima kali sehari. Lalu, seperti apa yang bisa dikatakan normal?

Menurut pakar kesehatan perut Pradeep Kumar, M.D., seperti dirangkum dari Women's Health, frekuensi BAB yang normal tidak sama pada setiap orang. Meski BAB satu kali sehari dianggap sebagai pedoman umum, bukan berarti ini berlaku pukul rata untuk semua orang.

Tapi frekuensi tiga kali sehari atau tiga hari sekali juga masih terbilang normal. Bagaimana jika baru BAB setelah empat atau lima hari? Dokter yang praktik di Austin Gastroenterology, Texas ini mengatakan tidak perlu khawatir karena yang terpenting adalah konsistensi frekuensi BAB.

Perlu diketahui, dalam sekali BAB itu artinya mengeluarkan sekitar 1 ons kotoran per 5 kilogram berat badannya. Dengan demikian, seseorang yang memiliki berat badan 70 kilogram akan menghasilkan kotoran kurang lebih setengah kilogram dalam sehari.

Sebenarnya, tidak ada satu pun aturan baku tentang harus berapa kali BAB dalam sehari. Urusan buang air besar adalah urusan pribadi karena setiap orang berbeda satu sama lainnya.

Frekuensi BAB dan jumlah kotoran yang dibuang pun berdasarkan menu, kebiasaan makan, usia, dan juga tingkat aktivitas harian. Misalnya, orang Asia terkenal memiliki frekuensi BAB yang jauh lebih sering daripada orang-orang di negara barat. Perbedaan ini merupakan efek dari pola makan tinggi serat yang lebih difavoritkan oleh kebudayaan timur.

Dengan demikian, konsistensi BAB tidak harus diartikan setiap hari, melainkan harus terjadi secara konsisten. Frekuensi BAB hanya menjadi perhatian khusus ketika terjadi perubahan tiba-tiba, baik lebih sering atau lebih jarang dari biasanya.

Sementara itu, Arthur Magun, spesialis gastroenterologi sekaligus profesor kedokteran klinis di College of Physicians dan ahli bedah di Columbia University menjelaskan bahwa kotoran BAB yang normal terdiri dari feses yang berwarna nuansa cokelat, memiliki wujud, tidak terlalu keras namun tidak terlalu encer.

Menurut Arthur, BAB kurang dari tiga kali sehari dan fesesnya keras menyakitkan bisa dianggap sebagai sembelit. Jika BAB lebih dari tiga kali sehari dan berair bisa menunjukkan diare. Sedangkan pola, tekstur, atau bau BAB berubah tiba-tiba, ini adalah sesuatu yang layak untuk dikonsultasikan dengan dokter.

Yang terpenting, saat panggilan alam memanggil, jangan pernah ditahan. Menahan dorongan untuk BAB atau menunggu untuk pergi ke kamar mandi juga dapat menyebabkan sembelit atau membuat gejala yang ada semakin buruk.

Berita Terkait

Berita Terkini