Info

Diet Karnivora, 100 Persen Hanya Konsumsi Daging

Asupan karbohidrat hanya berasal dari daging dan tidak boleh makan sayuran.

Angga Roni Priambodo | Dwi Citra Permatasari Sunoto

Aneka daging. (pixabay)
Aneka daging. (pixabay)

Himedik.com - Tren diet nampaknya makin aneh-aneh saja. Baru-baru ini telah muncul jenis diet baru yang menu utamanya adalah daging. Menurutmu enak bisa makan daging terus atau malah ekstem nih?

Pasalnya, diet ini memang menekankan asupan karbohidrat hanya berasal dari daging murni atau dengan sedikit tambahan bumbu seperti garam dan juga air. Kamu tidak boleh makan makanan lain yang bukan bersumber dari sesuatu yang kelihatannya tidak 'bernapas' seperti sayuran.

Meski terbilang enak, tapi diet ini bisa dikatakan cukup ekstrem. Bisa dibilang diet 100% daging merupakan adaptasi sederhana tapi aneh dari diet Paleo dan keto yang pernah banyak dianut orang.

Di lain sisi, seorang akademisi kontroversial dari Universitas Toronto, Kanada, sekaligus pendukung gerakan menjadi 100% karnvora, bernama jordan Peterson, membuat heboh dunia maya ketika ia mengungkapkan diet ekstremnya dalam sebuah wawancara bulan Juli lalu.

"Aku makan daging sapi, garam, dan air. Aku hanya makan itu saja. Aku tidak berbohong, bahkan sedikit pun." kata Peterson kepada komedian dan podcaster, Joe Rogan seperti dilansir dari laman sciencealert.

Peterson mengambil nama carnivorism dari putrinya, Mikhaila, yang memenangkan tulisan carnivorism di blognya, berjudul 'Don't Eat That'. Tulisan itu telah disebarkan secara online oleh banyak orang termasuk oleh penulis dan mantan ahli bedah ortopedi, Shawn Baker.

Baker, yang sekarang izin medisnya telah dicabut, menyebut dirinya sebagai seorang ''Revolusionis''. Dia membuat grup Facebook bernama 'World Carnivore Tribe' dan telah menyatukan hampir 20.000 pemakan daging yang tak tahu malu.

Daging panggang. (pixabay)
Daging panggang. (pixabay)

Tujuan pembuatan grup tersebut adalah sebagai alat promosi gaya hidup pemakan daging dan mempromosikan cara memulihkan kesehatan yang sempurna. Kepercayaan tersebut dipegang oleh Peterson, Baker, dan penganut dari tren karnivora kontemporer yang tak terhitung jumlahnya, yang mana semuanya berbagi cerita berbeda tentang bagaimana makan daging bisa 'menyembuhkan' mereka (diceritakan dengan tagar #meatheals).

Tapi, bolehkah itu dilakukan?

Ketika kita melihat tren diet seperti di atas, wajar saja untuk berpikiran bahwa ada beberapa dasar ilmiah yang masuk akal untuk semua pengalaman positif yang didapat oleh orang yang melakukannya. Tetapi para ilmuwan mengatakan tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa diet 100% daging baik untuk kesehatan dan mungkin malah menyakiti pelakunya.

"Terutama bagi orang awam yang tidak memiliki pengetahuan luas, saya pikir itu berbahaya bagi mereka (Mikhaila Peterson) untuk mengampanyekan diet tersebut sebagai gaya hidup."

"Orang-orang sangat mudah dipengaruhi, terutama yang sedang sakit dan ingin segera sembuh, mereka akan mencoba melakukan apa pun. Saya khawatir hal ini akan dimanfaatkan dengan mengambil keuntungan dari orang yang benar-benar berjuang," kata ahli jantung Ethan Weiss dari University of California, San Francisco kepada BuzzFeed, seperti dilansir dari laman sciencealert.

"Sangat penting untuk memilih diet seimbang dari sumber protein berbeda. Buah dan sayuran mengandung banyak nutrisi yang diperlukan tubuh untuk kesinambungan jangka panjang." kata juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics, Kristen Smith, kepada The New York Post.

Selain ada hal yang tidak didapatkan, diet daging juga sangat berisiko. Sejumlah penelitian telah menghubungkan konsumsi daging dengan kanker, di sisi lain ilmu sains terus berkembang, dan berdasarkan survey, tubuh manusia ada ketidakcocokan dengan hewan tertentu.

"Orang-orang dengan kadar kolesterol tinggi, terutama LDL (kolesterol jahat), lebih berisiko terkena penyakit arteri koroner, dan penyakit jantung secara umum," kata ahli jantung Jennifer Haythe dari New York-Presbyterian Hospital.

"Kami tahu bahwa kolesterol menyebabkan timbulnya plak tidak hanya di hati, tapi juga di arteri yang mengarah ke otak dan di kaki. Jangan berpikir untuk hanya makan daging merah dan air secara terus menerus."

Jadi daripada terpikat oleh tren baru yang pada akhirnya dapat membahayakan kesehatan, lebih baik kamu pertimbangkan beberapa kebiasaan makan sehat yang telah terbukti secara ilmiah.

Selain itu, dengan tidak makan daging, kamu tidak hanya menguntungkan kesehatan, tetapi juga akan membawa kebaikan besar bagi lingkungan.

Berita Terkait

Berita Terkini