Info

Studi: Minuman Berenergi Punya Kemungkinan Membahayakan Pembuluh Darah

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa minuman berenergi berkemungkinan membuat pembuluh darah kurang bekerja secara efisien.

Vika Widiastuti | Dwi Citra Permatasari Sunoto

Ilustrasi minuman berenergi. (Pixabay/Gadini)
Ilustrasi minuman berenergi. (Pixabay/Gadini)

Himedik.com - Sebuah penelitian menunjukkan bahwa minuman berenergi yang sarat kafein ada kemungkinan membuat pembuluh darah kurang bekerja secara efisien.

Dikutip dari laman WebMD, Penelitian tersebut mengungkapkan, minuman bernergi (merek tertentu) telah dikaitkan dengan masalah jantung, saraf dan perut.

"Banyak anak muda minum minuman berenergi ketika mereka berolahraga, di saat yang bersamaan Anda membutuhkan fungsi arteri secara maksimal," kata ketua peneliti Dr. John Higgins yang merupakan profesor kedokteran di McGovern Medical School di University of Texas Health Science Center, Houston.

"Olahraga membutuhkan aliran darah maksimum sehingga oksigen dapat masuk ke sel dengan cepat," kata Higgins.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa minuman berenergi pada dasarnya mengurangi diameter pembuluh darah, membatasi aliran darah, dan pengiriman oksigen.

"Ini lebih berfungsi untuk jantung tapi lebih sedikit memberi pasokan oksigen untuk jantung. Hal ini bisa menjelaskan mengapa ada kasus di mana anak-anak mengalami serangan jantung setelah minum minuman berenergi," katanya.

Higgins memperingatkan bahwa minuman berenergi tidak ditujukan untuk anak-anak. Selain itu, orang di bawah 18 tahun, wanita yang hamil atau menyusui, orang yang sensitif terhadap kafein, mereka yang menggunakan stimulan atau obat-obatan berbasis kafein atau mereka yang menderita penyakit jantung harus menghindari minuman energi.

Penelitian ini melibatkan 44 mahasiswa kedokteran yang sehat dan tidak merokok yang berusia 20 tahunan. Para peneliti menguji efek dari minuman energi 24 ons pada sel-sel yang melapisi pembuluh darah, yang disebut sel endotel.

Fungsi sel-sel ini diuji sebelum dan sesudah partisipan mengonsumsi minuman berenergi. Setelah 90 menit kemudian, para peneliti mengamati pelebaran yang diperantarai aliran arteri, pengukuran ultrasonografi yang merupakan indikator kesehatan pembuluh darah secara keseluruhan.

Setelah 90 menit, para peneliti menemukan diameter internal pembuluh darah yang diuji secara dramatis lebih kecil, daripada rata-rata.

Peneliti berasumsi, efek negatif pada pembuluh darah mungkin terkait dengan bahan-bahan dalam minuman berenergi, seperti kafein, taurin, gula dan herbal lainnya.

Menurut Dr. David Katz, direktur Pusat Penelitian Pencegahan Yale-Griffin Universitas Yale, fungsi endotel, secara umum, merupakan indikator kuat risiko kardiovaskular.

Namun, Katz mengatakan bahwa ini adalah penelitian kecil yang hanya melihat efek akut dan tidak dapat dianggap sebagai bukti bahwa minuman berenergi melukai sistem kardiovaskular dari waktu ke waktu.

"Karena itu, kombinasi gula dan stimulan dalam minuman ini tidak terbukti bermanfaat," tambah Katz.

"Ada cara yang jauh lebih baik untuk meningkatkan energi, seperti berdiri dan berolahraga," sarannya.

Berita Terkait

Berita Terkini