Info

Wanita Koma Diperkosa hingga Melahirkan, CEO Rumah Sakit Mengundurkan Diri

Kehamilan wanita itu diketahui ketika dia mengerang saat dia diperiksa perawat.

Vika Widiastuti

Ilustrasi dirawat di rumah sakit (Unplash/rawpixel)
Ilustrasi dirawat di rumah sakit (Unplash/rawpixel)

Himedik.com - Mencuatnya kasus pelecehan seksual yang terjadi di rumah sakit membuat segelintir orang khawatir meninggalkan keluarga mereka yang dirawat di rumah sakit sendirian. Kekerasan seksual tersebut biasanya terjadi kepada pasien yang tidak berdaya sehingga tidak bisa melawan dan mengungkapkan kasusnya.

Seperti yang dialami oleh seorang wanita ini. Melansir boldsky, Selasa (8/1/2019), seorang wanita yang mengalami koma diperkosa hingga melahirkan bayi. Wanita yang dalam kondisi vegetative (koma) selama 14 tahun tersebut melahirkan di Hacienda Health Care, sebuah fasilitas perawatan di Arizona, Amerika Serikat.

Mulanya tidak ada yang mengetahui wanita tersebut sedang hamil, termasuk staf dan petugas medis. Apalagi karena kondisi wanita itu yang sedang koma.

Kehamilan wanita itu diketahui ketika dia mengerang saat diperiksa perawat. Karena tak ada yang menyangka wanita tersebut hamil, butuh beberapa saat untuk mengetahuinya.

Wanita tersebut kini telah melahirkan seorang bayi laki-laki yang sehat. Sementara itu, investigasi telah dilakukan untuk mengungkap kasus pelecehan tersebut. 

Bayi baru lahir. (unsplash)
Bayi baru lahir. (unsplash)

Diberitakan nbcnews, Selasa (8/1/2019) CEO Hacienda Health Care Bill Timmons mengumumkan pengunduran dirinya pada Senin. Timmons mengundurkan diri menyusul insiden seorang wanita yang koma yang melahirkan anak bulan lalu tersebut.

Gary Orman, Wakil Presiden Eksekutif Dewan Hacienda dan Anggota Dewan sejak 1992 mengatakan, akan bekerja sama dengan pihak berwajib untuk menyelidiki kasus ini.

Orman juga mengungkapkan, kasus mengerikan ini telah menghancurkan semua orang, termasuk korban, keluarga korban dan staf Hacienda.

"Kami akan melakukan segala upaya kami untuk memastikan keselamatan setiap pasien kami dan karyawan kami," katanya.

Petugas kepolisian Phoenix mengatakan kepada 12News, masalah ini sedang dalam penyelidikan. Namun, polisi enggan memberikan rinciannya.

Berita Terkait

Berita Terkini