Wanita

Saat Stres, Ibu Hamil Ternyata Punya Pengaruh Buruk pada Janin

Jangan stres-stres ya mom.

Vika Widiastuti | Yuliana Sere

Pengaruh stres pada janin. (Unsplash)
Pengaruh stres pada janin. (Unsplash)

Himedik.com - Setiap ibu hamil sesekali pasti akan merasa stres ringan entah itu karena masalah kesehatan, makanan atau kondisi lainnya. Sejatinya, hal ini seharusnya dihindari karena akan mengganggu kondisi janin.

Stres saat hamil memiliki dampak buruk pada ibu dan janin. Seperti yang disampaikan Dr. Thomas Verny, seorang pendiri Association for Prenatal and Perinatal Psychology and Health (APPPAH) dan Journal of Prenatal and Perinatal Psychology and Health, dilansir dari medical daily.

Menurutnya, pikiran seorang ibu hamil memiliki hubungan fisik dengan bayi yang dikandungnya.

''Semua yang dialami, dipikirkan, dan dirasakan ibu hamil dikomunikasikan melalui neurohormon kepada anaknya. Begitu pula ketika mengonsumsi alkohol dan nikotin'', ungkapnya.

Sementara itu, Deepak Chopra, M.D., juga memberikan pernyataannya terkait hal ini. Menurutnya, pikiran yang sang ibu rasakan disebut emosi.

Ilustrasi ibu hamil. (pixabay)
Ilustrasi ibu hamil. (pixabay)

"Ketika seorang ibu hamil cemas, stres atau dalam keadaan yang menakutkan, hormon stres dilepaskan ke aliran darahnya menembus plasenta ke bayi," imbuhnya.

Pikiran-pikiran seperti ini sering menjadi penyebab utama dari stres dan rasa takut. Chopra menambahkan bahwa stres mengaktifkan sistem endokrin janin dan memengaruhi perkembangan otaknya.

Anak-anak yang lahir dari ibu yang sering stres saat hamil cenderung memiliki masalah perilaku di kemudian hari.

Verny menuturkan, Penelitian menunjukkan ibu di bawah tekanan ekstrim dan konstan lebih cenderung memiliki bayi yang prematur, berat badan di bawah rata-rata, hiperaktif dan mudah tersinggung.

Sementara itu, ahli biologi sel dan neuroscientist, Bruce Lipton, Ph.D. menjelaskan, Ketika melewati plasenta, hormon seorang ibu yang mengalami stres kronis akan mengubah distribusi aliran darah di janinnya dan mengubah karakter fisiologi anak yang sedang berkembang.

Di sisi lain, menurut Verny, emosi positif pada ibu bisa meningkatkan kesehatan janin.

Ketika ibu merasa gembira, tubuh memproduksi bahan kimia alami yang disebut endorfin dan enkephalin. Begitu pun ketika kamu merasa damai dan santai, kamu melepaskan bahan kimia yang mirip dengan obat penenang.

''Ini membuat sistem saraf bayi bekerja dengan lancar. Ketika kamu merasa tenang, bayi dapat tumbuh dengan damai, ” ungkap Chopra.

Untuk itu, Anda perlu melakukan meditasi atau sekadar menutup mata dan menarik napas dalam-dalam selama 5 sampai 10 menit untuk merilekskan pikiran sehingga terbebas dari rasa stres dan takut.

Berita Terkait

Berita Terkini