Info

Hati-hati, Ini Bahaya Tersembunyi dari Penggunaan Pengering Tangan

Masih sering pakai hand dryer?

Vika Widiastuti | Yuliana Sere

Pengering tangan. (pixabay)
Pengering tangan. (pixabay)

Himedik.com - Pengering tangan atau hand dryer sudah sering kita lihat, baik itu di tempat makan maupun di toilet mall. Sebagian dari kita pun pasti lebih memilih menggunakan ini daripada tisu karena dinilai lebih hemat.

Namun, tahukah kamu jika hand dryer ini malah bisa menyebarkan lebih banyak kuman?

Ya, jangan kaget. Melansir dari idsmed, sebuah penelitian membandingkan pengering udara jet (jenis pengering tangan) dengan pengering udara hangat dan handuk.

Hasilnya, pengering udara jet menyebarkan 20 kali lebih banyak virus daripada pengering udara hangat dan 190 kali lebih banyak dari handuk, pada enam ketinggian yang berbeda dan sembilan jarak yang berbeda.

Paparan virus ini juga mencapai jarak 2,5 kaki hingga 4,1 kaki yaitu dengan ketinggian sekitar wajah anak kecil.

Masing-masing alat membantu menjelaskan hasilnya. Pengering udara jet mengeluarkan udara ke samping dengan kecepatan sangat tinggi.

Sementara itu, pengering udara hangat bekerja dengan penguapan dan handuk bekerja dengan menyerap air.

"Mengeringkan tangan dengan handuk tidak hanya lebih cepat proses pengeringannya, tetapi gesekan juga menghilangkan bakteri agar lebih bersih," tutur spesialis perawatan darurat, Dr. Lash-Ritter.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan hal-hal berikut:

1. Gunakan air hangat atau dingin. Basahi tangan lalu matikan keran, kemudian oleskan sabun.
2. Cuci bagian belakang tangan, di antara jari-jari dan di bawah kuku.
3. Cuci selama 20 detik.
4. Bilas di bawah air bersih yang mengalir.
5. Keringkan tangan dengan handuk bersih atau keringkan sambil menepuk-nepuk.

Temuan ini menunjukkan bahwa akan lebih baik kita tidak menggunakan pengering tangan atau hand dryer karena itu hanya menyebarkan bakteri yang lebih banyak, misalnya bakteri E. coli dan norovirus.

Kedua bakteri ini bisa membuat seseorang sakit parah bahkan kritis.

Berita Terkait

Berita Terkini