Info

Fakta Penis Captivus, Kondisi Alat Kelamin yang Tak Bisa Dilepas

Penis Captivus menjadi hal yang jarang terjadi namun jangan diabaikan.

Vika Widiastuti | Yuliana Sere

Ilustrasi. (Unsplash/@vidhyaa)
Ilustrasi. (Unsplash/@vidhyaa)

Himedik.com - Sebuah kejadian tak biasa terjadi di Kenya. Alat kelamin pria tak bisa dilepas ketika sedang bercinta.

Seperti dilansir dari boldsky, Kamis (31/1/2019), alat kelamin yang tak bisa dilepas sementara berhubungan bukan merupakan kejadian pertama yang terjadi di negara tersebut.

Kejadian itu terjadi di sebuah kamar hotel, ketika seorang pria bercinta dengan soerang wanita yang diketahui telah bersuami.

Para tamu di hotel tersebut kemudian memberi tahu staf hotel tentang jeritan yang mereka dengar dari salah satu kamar hotel.

Seorang pastor pun dipanggil ke lokasi untuk memisahkan kedua pasangan itu dan ia pun melakukan beberapa ritual yang dipercaya bisa mengembalikan ke kondisi sebelumnya.

Melansir dari healthline, kondisi alat kelamin yang tak bisa dilepas ini disebut penis captivus.

Bagaimana ini bisa terjadi?

Mr P yang terisi darah selama ereksi, dapat terus bertambah besar sebelum orgasme. Dinding Mrs V yang terbuat dari jaringan otot membesar dan berkontraksi saat berhubungan seks. Otot-otot di dalam Mrs V juga bisa berdenyut sedikit selama orgasme.

Kadang-kadang, otot-otot Mrs V dapat berkontraksi lebih dari biasanya. Kontraksi ini dapat mempersempit lubang Mrs V. Penyempitan ini dapat mencegah pria melepaskan Mr P, terutama jika dia masih membesar dan ereksi.

Setelah orgasme, otot-otot Mrs V akan mulai rileks. Jika pria juga mencapai orgasme, darah akan mulai mengalir dari Mr P dan ereksi akan berkurang. Kamu mungkin dapat mengeluarkan Mr P dari Mrs V saat peristiwa ini terjadi.

Jika kondisi ini terjadi, tetap tenang dan biarkan otot-otot rileks.

Penis captivus bisa terjadi jika wanita mengalami vaginismus. Vaginismus adalah kontraksi ketat otot-otot Mrs V yang begitu kuat. Ini membuat Mrs V menutup sendiri.

Ketika ini terjadi, seorang wanita mungkin tidak dapat melakukan hubungan intim.

Kontraksi Mrs V yang khas mungkin menyenangkan bagi pria. Peningkatan tekanan di sekitar Mr P dapat meningkatkan sensasi. Ini bisa membuat seseorang cukup khawatir.

Penis captivus tidak mungkin menyakiti kamu atau pasangan. Saat ereksi mereda, tekanan pada Mr P akan turun. Demikian juga, ketika kontraksi berakhir, otot-otot harus cukup rileks untuk pembukaan Mrs V untuk kembali ke ukuran normal.

Saat hal ini terjadi, penting bagimu untuk tidak melakukan apa pun yang dapat menyakiti atau menyebabkan rasa sakit tambahan.

Itu berarti kamu tidak boleh mencoba untuk secara paksa melakukan hal ini. Pelumasan tambahan juga tidak mungkin memperbaiki situasi ini.

Berita Terkait

Berita Terkini