Info

Diperlakukan Tidak Ramah, Wanita Ini Tuduh Pengemudi Uber Homofobia

Homofobia secara budaya menimbulkan rasa takut atau prasangka terhadap kaum homoseksual.

Agung Pratnyawan | Dwi Citra Permatasari Sunoto

Ilustrasi Uber. (Pixabay/Free-Photos)
Ilustrasi Uber. (Pixabay/Free-Photos)

Himedik.com - Amerika memang telah meresmikan pernikahan sesama jenis. Namun, nampaknya tak semua warganya atau orang yang tinggal di sana suka dengan hal itu.

Hal ini terlihat dari keluhan seorang wanita dari Upper West Side, New York, terhadap Uber dan seorang pengemudi Uber yang diduga homofobia.

Melansir dari Page Six, Sara Held mengklaim dia didiskriminasi pada 18 Desember silam setelah menjemput istrinya, Zoe Adjonyoh, di JFK. Pada perjalanan selama 45 menit, pasangan itu saling bertukar ciuman dan berdiskusi tentang memulai sebuah keluarga.

Satu jam kemudian, Held diberi tahu bahwa akun Ubernya telah ditangguhkan karena dia dilaporkan karena perilaku yang tidak pantas.

Keluhan yang masuk di Komisi Hak Asasi Manusia NYC mengatakan bahwa pengemudi itu "berkelahi" dan dia dengan paksa melemparkan tasnya (Held) ke tanah. Bahkan Uber mengabaikan permintaan Ny. Held untuk kejelasan informasi selama lebih dari seminggu.

Melansir dari Britannica, homofobia secara budaya menimbulkan rasa takut atau prasangka terhadap kaum homoseksual yang kadang-kadang memanifestasikan dirinya dalam batasan hukum atau, dalam kasus-kasus ekstrem, intimidasi atau bahkan kekerasan terhadap kaum homoseksual.

Istilah homofobia diciptakan pada akhir 1960-an dan digunakan secara mencolok oleh George Weinberg, seorang psikolog klinis Amerika, dalam bukunya, Society and the Healthy Homosexual (1972).

Meskipun akhiran fobia menunjuk pada ketakutan irasional, dalam kasus homofobia, kata itu merujuk pada kecenderungan sikap mulai dari tidak suka ringan hingga kebencian terhadap orang-orang yang tertarik secara seksual atau romantis kepada orang-orang dari jenis kelamin yang sama.

Homofobia adalah respons yang dikondisikan secara budaya terhadap homoseksualitas, dan sikap terhadap homoseksual sangat bervariasi antar budaya dan dari waktu ke waktu.

Berita Terkait

Berita Terkini