Info

Survei: Rata-rata Orang Susah Tidur karena Ada Masalah Keuangan!

Sebuah survei menemukan banyak orang mengalami kesulitan tidur karena memiliki masalah keuangan.

Rima Sekarani Imamun Nissa | Shevinna Putti Anggraeni

Efek samping insomnia. (unsplash)
Efek samping insomnia. (unsplash)

Himedik.com - Anda mungkin salah satu orang yang sering mengalami kesulitan tidur. Banyak orang mengira kesulitan tidur artinya mengalami insomnia. Padahal masalah keuangan pun bisa menyebabkan kesulitan tidur.

Sebuah survei oleh Bankrate, dilansir dari World of Buzz, melaporkan bahwa 78 persen orang dewasa di Amerika yang mengalami kesulitan tidur disebabkan tekanan sehari-hari, seperti masalah keuangan, pekerjaan, hubungan, dan lainnya.

Hasilnya menunjukkan bahwa lebih dari 56 persen responden yang berusia 18 tahun ke atas kesulitan tidur karena masalah keuangan yang meliputi pengeluaran sehari-hari, tabungan untuk pensiun, serta perawatan kesehatan.

Lalu, hampir 32 persen responden mengatakan pengeluaran sehari-hari menjadi salah satu penyebab stres terbesar yang membuat mereka kesulitan tidur.

Meskipun orang dewasa paruh baya (39-54 tahun) paling jarang tidur, setiap generasi juga dipengaruhi oleh masalah keuangan yang membuat susah tidur.

Dalam hal ini, orang yang berusia 39-54 tahun adalah kalangan yang paling terpengaruh oleh masalah keuangan. Sebanyak 64 persennya mengaku kesulitan tidur karena khawatir soal keuangan, salah satunya kemampuan membayar tagihan sewa bulanan.

Ilustrasi insomnia (Shutterstock)
Ilustrasi insomnia (Shutterstock)

Generasi millenial, yakni rentang usia 23-28 tahun adalah kelompok tertinggi kedua yang mengalami kesulitan tidur akibat masalah keuangan. Sekitar 58 persennya mengatakan khawatir soal tabungan pensiun. Beberapa lain memikirkan soal biaya perumahan atau tempat tinggal hingga hutang kartu kredit.

Selanjutnya, orang rentang usia 55-73 tahun yang mengalami kesulitan tidur juga stres terkait keuangan. Sekitar 25 persennya mengkhawatirkan soal pengeluaran mereka sehari-hari, perawatan kesehatan, tabungan pensiun dan tagihan asuransi.

Walaupun dalam konteks ini generazi Z (18-22 tahun) terlihat paling tidak terpengaruh atau khawatir soal keuangan, bukan berarti mereka tidak memikirkannya.

Ilustrasi gangguan tidur - (Unsplash/Kinga Cichewicz)
Ilustrasi gangguan tidur - (Unsplash/Kinga Cichewicz)

Bahkan 33 persen dari generasi Z cemas tentang pengeluarannya sehari-hari karena biaya kuliah yang mulai naik dan menjadi beban juga bagi mereka.

Masalah kesulitan tidur ini juga memengaruhi mereka yang berpenghasilan tinggi maupun rendah. Sebanyak 63 persen orang yang berpenghasilan kuran dari Rp 425 juta per tahun memiliki kekhawatiran finansial.

Begitu pula 53 persen mereka yang berpenghasilan Rp 1 miliar pun masih memiliki kekhawatiran serupa. Sepertinya masalah kesulitan tidur semuanya sangat dipengaruhi oleh keuangan.

Berita Terkait

Berita Terkini