Info

Ini yang Terjadi pada Tubuh saat Lapar tapi Tak Ada Asupan Makanan

Otak juga terpengaruh karena tidak mendapat energi yang cukup untuk terus bekerja

Rima Sekarani Imamun Nissa | Rosiana Chozanah

Ilustrasi kelaparan. (pixabay)
Ilustrasi kelaparan. (pixabay)

Himedik.com - Melewatkan makan akan menjadi pilihan sebagian besar orang yang sedang dalam masa 'diet'.

Padahal, melewatkan makan sembarangan masih dapat memengaruhi berat badan dengan cara lain.

"Anda tidak akan mendapatkan asupan sehat yang seimbang, justru kemungkinan Anda akan makan sesuatu yang tidak bagus untuk Anda, dalam porsi yang besar," ungkap asisten profesor di departemen nutrisi di Simmons College, Rachele Pojednic, Ph.D.

Melansir Medical Daily, saat tidak ada asupan makanan, tubuh bakal melalui proses metabolisme spesifik yang membantu kita menghemat energi. Pada dasarnya tubuh mencari nutrisi dari sumber lain di dalam tubuh.

Setelah kita makan, tubuh akan mencerna makanan dan memecah glikogen atau molekul sebagai sumber energi utama dan terserap ke aliran darah.

Glukosa juga akan masuk ke hati dan otot. Sedangkan asam lemak bakal disimpan untuk digunakan nantinya.

Ilustrasi sakit perut, nyeri haid atau sakit maag. (Shutterstock)
Ilustrasi sakit perut karena lapar. (Shutterstock)

Penyimpanan glukosa Anda dapat bertahan hingga 24 atau 48 jam. Walau begitu, sebagian besar akan habis setelah enam jam.

Selanjutnya, Anda tidak hanya akan masuk ke mode 'kelaparan dan marah', tetapi juga kondisi ketosis. Ini terjadi saat tubuh menggunakan asam lemak sebagai sumber energi.

Sayangnya, otak tidak dapat didorong oleh asam lemak sebagai satu-satunya sumber energi. Akibatnya, tak akan terus menggunakan sisa simpanan glukosa di dalam tubuh.

Ilustrasi diet. (Pixabay/TeroVesalainen)
Ilustrasi diet. (Pixabay/TeroVesalainen)

Setiap harinya, otak membutuhkan 120 gram glukosa. Jadi, ketika glukosa habis, tubuh harus memikirkan rencana cadangan untuk otak.

Pada hari ketiga, otak Anda akan beralih ke energi dari mode keton, dan cuma akan mendapatkan sekitar 30% energinya. Hari keempat, otak akan mendapatkan hampir 70% energinya dengan sumber mode keton.

Berita Terkait

Berita Terkini