Info

Penemuan Antibodi Ampuh, Diklaim Bisa Melawan Segala Virus Influenza

Peneliti mengatakan temuan itu dapat mengarah pada vaksin universal yang melindungi manusia dari semua jenis influenza.

Rima Sekarani Imamun Nissa | Rosiana Chozanah

Ilustrasi vaksin. (shutterstock)
Ilustrasi vaksin. (shutterstock)

Himedik.com - Peneliti menemukan sebuah antibodi  dan mengklaim antibodi ini bisa melawan segala strain virus flu. Antibodi ini disebut IG01 atau protein kekebalan yang dapat mengenali dan menempel pada molekul asing.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada tikus, ditemukan antibodi ini bisa mencegah semua 12 strain virus flu, baik pada manusia atau non-manusia, dari replikasi dan menyebar ke seluruh tubuh.

Tim yang dipimpin oleh Fakultas Kedokteran Universitas Washington di St Louis, Missouri, mengatakan temuan itu mampu mengarah pada vaksin universal yang melindungi manusia dari semua jenis influenza.

"Setiap tahun kita mesti merancang dan memproduksi vaksin baru untuk mencocokkan jenis yang paling umum tahun itu," tutur pendamping penulis Dr Ali Ellebedy, asisten profesor patologi dan imunologi di Washington University, kepada DailyMail.com.

Antibodi IG01 ini, mulanya ditemukan dalam darah pasien yang dirawat di Rumah Sakit Barnes-Jewish di St Louis, pada musim dingin 2017.

Ilustrasi Vaksin [Shutterstock]
Ilustrasi Vaksin [Shutterstock]

Dr Ellebedy memperhatikan sampel darah tidak cuma mengandung antibodi yang memerangi hemagglutinin, protein utama yang ditemukan pada permukaan virus influenza, tetapi tiga antibodi lain.

Rekannya di Sekolah Kedokteran Icahn, Mount Sinai, New York City, menguji sampel dan menemukan IG01 bisa memblokir protein di semua virus flu.

Ini adalah temuan baru karena umumnya antibodi melawan satu subtipe flu saha, seperti H1N1 (flu babi), tetapi tidak pada semua subtipe.

"Walaupun sakit, kami bisa menyelamatkan tikus-tikus itu. Dan antibodi bekerja, bahkan saat kami memberikan antibodi pada mereka tiga hari setelah terinfeksi," sambung Ellebedy, menjelaskan antibodi ini bisa diberikan lebih dari 24 jam setelah tikus terinfeksi.

Ilustrasi menderita flu, pilek dan batuk. (Shutterstock)
Ilustrasi menderita flu, pilek dan batuk. (Shutterstock)

Berbeda dengan Tamiflu, obat yang sekarang banyak digunakan untuk infeksi flu parah, yang harus diberikan maksimal 24 jam setelah terinfeksi.

“Kami tahu di mana (antibodi) menyerang dan itu memungkinkan kami untuk menyesuaikan vaksin agar bisa menginduksi antibodi tertentu secara optimal. Kami tak berpikir vaksin saat ini mampu melakukannya," tandas Ellebedy.

Berita Terkait

Berita Terkini