Info

Benarkah Ikan adalah Makanan untuk Otak? Ini Faktanya Menurut Peneliti

Gaya hidup sehat dibarengi dengan aktivitas fisik, secara keseluruhan dapat menjaga kesehatan otak.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Ilustrasi anak makan ikan (pixabay)
Ilustrasi anak makan ikan (pixabay)

Himedik.com - Bertentangan dengan keyakinan selama ini, sebuah studi pada 2013 justru menunjukkan adanya kemungkinan ikan bukanlah makanan untuk 'otak'.

Penelitian yang diterbitkan dalam edisi online Neurology, jurnal medis dari American Academy of Neurology ini membuktikan, wanita lebih tua dengan kadar asam lemak omega 3 lebih tinggi tidak memiliki ingatan atau keterampilan berpikir yang lebih baik setelah enam tahun dibanding wanita dengan kadar yang lebih rendah.

Selain penemuan tersebut, hasil studi juga menunjukkan:

1. Tidak ada perbedaan dalam kemampuan berpikir dan daya ingat antara wanita denga level tinggi atau rendah asam lemak omega 3 dalam darah mereka pada tes memori.

2. Tidak ada perbedaan antara kedua kelompok dalam seberapa cepat kemampuan berpikir dan daya ingat mereka menurun selama enam tahun.

Meski begitu, bukan berarti mengonsumsi ikan tidak memberikan manfaat sama sekali pada otak. Sebab, hasil studi ini juga menunjukkan wanita dengan kadar omega 3 tinggi memiliki kecepatan motorik dan kefasihan verbal sedikit lebih baik.

Ilustrasi ibu hamil makan ikan [shutterstock]
Ilustrasi ibu hamil makan ikan [shutterstock]

Sementara itu, peneliti dari University of Lowa memiliki pemikiran lain bahwa bukan hanya ikan yang bisa menentukan kesehatan otak di kemudian hari.

"Kami benar-benar berpikir bahwa pola makan sepanjang usia Anda adalah yang terpenting dalam menentukan kesehatan jantung dan otak di kemudian hari," jelas penulis studi, Jennifer Robinson, seorang profesor epidemiologi dan kedokteran di University of Lowa, seperti dikutip dari USA Today.

"Pesannya adalah orang harus mengonsumsi makanan yang sehat untuk jantung dan otak serta melakukan aktivitas fisik sepanjang hidup mereka. Itulah yang akan menjaga fungsi kognitif seiring bertambahnya usia," lanjutnya.

Di sisi lain, ahli saraf Victor Henderson, seorang profesor dalam penelitian dan kebijakan kesehatan di Stanford University, mengatakan, "Sepertinya jika mengonsumsi asam lemak omega 3 memengaruhi kesehatan otak, maka efeknya mungkin tidak terlalu besar."

Menurutnya, gaya hidup sehat yang dibarengi dengan stimulasi mental, interaksi sosial dan aktivitas fisik teratur, secara keseluruhan merupakan cara terbaik dalam menjaga kesehatan otak.

Berita Terkait

Berita Terkini