Info

Kaleidoskop Kesehatan 2019: KLB yang Menjangkit Beberapa Wilayah Indonesia

Mulai dari hepatitis A hingga demam berdarah, berikut daftar KLB yang terjadi pada 2019.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Ilustrasi rumah sakit. (Unsplash/Daan Stevens)
Ilustrasi rumah sakit. (Unsplash/Daan Stevens)

Himedik.com - Di sejumlah wilayah di Indonesia sepanjang 2019 ini ada beberapa kejadian luar biasa (KLB) yang menjangkit warganya Mulai dari peristiwa keracunan hingga kasus hepatitis A yang tentu cukup meresahkan.

Berikut Himedik rangkum beberapa peristiwa KLB yang terjadi di Indonesia sepanjang 2019.

1. Keracunan di Sleman, Yogyakarta

Pada awal Desember kemarin, kasus keracunan yang terjadi di Dusun Balong, Desa Donoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, telah ditetapkan sebagai KLB oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman.

"Jadi ditetapkan sebagai KLB, tapi pengertiannya KLB Program. Artinya hal ini sebagai kewaspadaan dini terkait keracunan makanan itu," terang Kepala Dinkes Kabupaten Sleman Joko Hastaryo saat dihubungi wartawan, Kamis (5/12/2019).

Joko menjelaskan bahwa KLB tersebut bukan kejadian yang menyebabkan wabah penyakit besar, melainkan penyebaran penyakit yang hanya terlokalisasi. Itulah sebabnya disebut sebagai KLB Program.

2. Hepatitis A di Depok

Kasus ini awalnya terjadi di SMP Negeri 20 Depok pada akhir November lalu. Namun, penyakit yang diakibatkan oleh virus Hepatitis A (HAV) ini justru makin menginfeksi 171 dari 262 orang yang menjalani pemeriksaan Rapid Diagnostic Test (RDT).

Ketua PB Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia, dr. Irsan Hasan, Sp. PD. KGEH, mengatakan satu-satunya jalur yang bisa menularkan virus hepatitis hanyalah melalui mulut. Biasanya lewat makanan yang tercemar atau orang yang tidak bisa menjaga kebersihan saat makan, sehingga virus masuk.

"Virus ini kalau masuk, masuknya kan lewat mulut, tertelan masuk ke lambung. (Padahal) lambung itu asam, tapi hebatnya virus hepatitis A ini super kebal, dia tahan terhadap asam, dia tahan terhadap dingin, di dalam es pun dia bisa hidup. Tapi dia tidak tahan pada panas," ujar dr. Irsan saat konferensi pers di Kemenkes RI, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (4/12/2019).

Ilustrasi anjing rabies [shutterstock]
Ilustrasi anjing rabies [shutterstock]

3. Rabies di NTB

KLB rabies sempat mengancam Nusa Tenggara Barat pada Februari lalu. Kesehatan Hewan Nusa Tenggara Barat mencatat ada 825 warga di Pulau Lombok dan Sumbawa yang digigit anjing dan enam di antaranya dinyatakan telah meninggal dunia.

"Itu data per 24 Februari 2019. Sebagian besar korban gigitan anjing ada di Kabupaten Dompu, sebanyak 735 orang. Dan ada 32 positif rabies," kata Kepala Disnakeswan NTB Budi Septiani, di Mataram, Senin (25/2/2019), dilansir Antara.

Disusul ole Kbupaten Sumbawa, yaitu 27 korban, dengan empat sampel dinyatakan positif rabies.

4. Muntaber di Gorontalo Utara

KLB muntaber menjangkit Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, raturasn puluhan orang dirawat karena diare dan muntaber sejak Jumat (29/3/2019). Data menyebut total ada 111 orang yang mengalami muntaber.

"Setelah korban usia balita meninggal di rumah sakit rujukan pada Selasa (2/4) pagi, korban meninggal bertambah pada Selasa malam, yaitu balita usia 2 tahun yang dirujuk pada Sabtu (30/3)," dilansir Antara.

Balita tersebut berasal dari Desa Ilomangga Kecamatan Tolinggula, yang dirujuk akibat mengalami diare disertai muntah, panas tinggi serta kejang-kejang. Sejak saat itu penderita muntaber yang dirawat di Puskesmas Biau makin bertambah.

5. Demam Berdarah di DKI Jakarta

Pemprov DKI Jakarta pada awal tahun ini, menetapkan fase KLB demam berdarah menjadi tingkat waspada. Sebab, saat itu musim penghujan diprediksi akan meningkatkan penyebaran penyakit demam berdarah di Ibu Kota.

Saat itu, berdasarkan sistem surveilans berbasis web milik Dinkes Provinsi DKI Jakarta, memasuki awal 2019 telah tercatat sebanyak 111 kasus DBD. Namun, tidak terdapat adanya kematian dari kasus tersebut.

Berita Terkait

Berita Terkini