Info

Jadi Kebiasaan, Ketahui Dampak Jangka Panjang dari Bergosip

Gosip dapat berkembang menjadi bahan bully hingga menjadi suatu bentuk kekerasan fisik.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Dampak buruk senang nyinyir orang lain (Suara.com/Shutterstock)
Dampak buruk senang nyinyir orang lain (Suara.com/Shutterstock)

Himedik.com - Sementara gosip umumnya dianggap sebagai aspek komunikasi manusia yang khas, terutama untuk remaja, praktik gosip dan menyebarkan desas-desus tentang orang lain sama-sama berpotensi merusak.

Gosip mengacu pada berbagi informasi pribadi orang lain, biasanya tanpa kehadiran atau pengetahuan orang tersebut.

Orang yang menjadi target gosip umumnya merasa sangat menyakitkan. Menjadi fokus gosip tidak hanya memalukan pada saat itu, tetapi juga dapat memiliki dampak negatif jangka panjang pada kepercayaan diri dan harga diri seseorang.

Melansir Goodtherapy.org, dampak tersebut kemungkinan dalam beberapa kasus, berisiko mengembangkan depresi, kecemasan, pikiran untuk bunuh diri dan gangguan makan.

Gosip juga dapat berdampak negatif terhadap kinerja seseorang di sekolah atau di tempat kerja. Seperti menjadi kesulitan fokus pada tugas penting dan bahkan mungkin akan menghindari berangkat ke sekolah atau kantor karena mereka merasa malu, terluka atau cemas.

Tidak hanya berdampak pada sang target gosip saja, orang yang secara konsisten menyebarkan informasi negatif tentang seseorang dapat merusak reputasi mereka sendiri.

Ilustrasi bergunjing, membicarakan gosip. [Shutterstock]
Ilustrasi bergunjing, membicarakan gosip. [Shutterstock]

Orang memandang pengedar gosip adalah orang yang sulit dipercaya, dan mungkin menjadi target selanjutnya ketika ada rumor atau gosip lain.

Sedangkan melansir WebMD, ketika sudah menjadi hal biasa, ada satu titik di mana gosip dapat membahayakan kesehatan.

Ketika gosip sudah menjadi terlalu jauh dan menjadi bahan untuk bullying, dapat meningkat menjadi kekerasan fisik. Dan saat tidak ditangani, hal itu dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik dan mental jangka panjang, termasuk:

  • Depresi klinis
  • Gangguan stres pascatrauma
  • Serangan panik
  • Perasaan bersalah
  • Bunuh diri

Jadi, mempertimbangkan apakah ada dasar untuk bergosip adalah hal baik. Dan lain kali ketika Anda mendapati adanya gosip tentang orang lain, ingat betapa menyakitkannya hal itu.

Berita Terkait

Berita Terkini