Info

Masih Menggunakan Obat Eksperimental, Kapan Obat Covid-19 Ditemukan?

Peneliti masih melakukan berbagai penelitian untuk menemukan obat Covid-19.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Ilustrasi obat-obatan - (Pixabay/PublicDomainPictures)
Ilustrasi obat-obatan - (Pixabay/PublicDomainPictures)

Himedik.com - Dalam kurun waktu empat bulan ini, wabah virus corona telah memakan ratusan ribu korban. Tetapi sayangnya, hingga ini belum ada obat Covid-19 resmi untuk mengobati pasien corona.

Dilansir dari BBC, sudah lebih dari 150 obat berbeda yang sedang diteliti di seluruh dunia, Sebagian besar terdiri dari obat yang sudah ada, diujicobakan untuk melawan virus corona baru.

Pakar kesehatan telah melakukan berbagai cara untuk menemukan pengobatan Covid-19:

- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah meluncurkan sebuah penelitian global yang disebut 'uji coba Solidaritas', bertujuan untuk menilai perawatan apa yang paling menjanjikan.

- Inggris mengatakan percobaan Pemulihannya adalah yang terbesar di seluruh dunia, dengan lebih dari 5.000 pasien menjadi responden.

- Beberapa pusat penelitian di seluruh dunia berusaha menggunakan plasma darah pasien sembuh untuk pengobatan Covid-19.

Klorokuin fosfat (chloroquine phosphate) merupakan senyawa sintetis (kimiawi) yang memiliki struktur sama dengan quinine sulfate. (Shutterstock)
Klorokuin fosfat (chloroquine phosphate) merupakan senyawa sintetis (kimiawi) yang memiliki struktur sama dengan quinine sulfate. (Shutterstock)

Jenis obat apa yang mungkin berkerja untuk Covid-19?

Ada pendekatan luas yang diselidiki:

- Obat antivirus yang secara langsung memengaruhi kemampuan virus corona bereplikasi dalam tubuh.

- Obat-obatan yang dapat menenangkan sistem kekebalan tubuh. Seperti yang kita tahu, pasien menjadi sakit parah ketika sistem kekebalan tubuh mereka bereaksi berlebihan dan mulai menyebabkan kerusakan pada tubuh.

- Antibodi, baik dari darah pasien sembuh atau dibuat di laboratorium, dapat menyerang virus.

Bruce Aylward dari WHO mengatakan remdesivir adalah satu-satunya antivirus yang menunjukkan tanda efektivitas, setelah ia mengunjungi China.

Awalnya obat ini dibuat untuk Ebola, tetapi saat diuji coba untuk infeksi lain justru lebih efektif.

Sejak antivirus ini terbukti efektif dalam mengobati virus corona mematikan lainnya (SARS dan MERS) dalam penelitian terhadap hewan, ini mengarah juga pada harapan obat ini efektif untuk Covid-19.

Hasil uji coba yang dipimpin Universitas Chicago pun menunjukkan obat ini efektif. Ini adalah salah satu dari empat obat dalam uji coba Solidaritas WHO.

Ilustrasi vaksin COVID-19. [Shutterstock]
Ilustrasi vaksin COVID-19. [Shutterstock]

Berapa lama sampai peneliti menemukan obat untuk Covid-19?

Masih terlalu dini untuk mengetahui kapan peneliti akan menemukan obat yang dapat mengobati virus corona. Namun, kita harus mulai mendapatkan hasil uji coba dalam beberapa bulan ke depan, lebih awal dari ditemukannya vaksin.

Hal ini disebabkan dokter sedang menguji obat yang telah dikembangkan dan diketahui cukup aman untuk digunakan, sedangkan pembuatan vaksin perlu dilakukan sedari awal.

Beberapa obat Covid-19 yang sangat baru dan eksperimental juga sedang diuji di laboratorium tetapi belum siap dites pada manusia.

Berita Terkait

Berita Terkini