Info

Peneliti Sebut Kelelawar dan Virus Corona Berevolusi selama Jutaan Tahun

Kelelawar dan virus corona sudah terikat sejak lama.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Kelelawar - (Pixabay/jochemy)
Kelelawar - (Pixabay/jochemy)

Himedik.com - Sebuah studi menyatakan, bahwa virus corona dan kelelawar sudah terikat jutaan tahun lamanya melalui berbagai evolusi.

Para ilmuwan membandingkan berbagai jenis virus corona yang hidup dalam 36 spesies kelelawar dari Samudera Hindia bagian barat dan daerah terdekat Afrika.

Mereka menemukan bahwa kelompok kelelawar yang berbeda pada genus dan dalam beberapa kasus memiliki jenis virus corona masing-masing.

Melansir dari Science Daily, penelitian yang diterbitkan pada jurnal Scientific Reports tersebut mengungkapkan bahwa kelelawar dan virus corona telah berevolusi bersama selama jutaan tahun.

"Kami menemukan bahwa ada sejarah evolusi yang mendalam antara kelelawar dan virus corona," kata Steve Goodman, MacArthur Field Biologist di Chicago's Field Museum dan salah satu penulis penelitian.

"Mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana coronavirus berkembang dapat membantu kita membangun program kesehatan masyarakat di masa depan," tambahnya.

Studi ini dipimpin oleh ilmuwan Université La La Réunion Léa Joffrin dan Camille Lebarbenchon yang melakukan analisis genetik di laboratorium Processus infectieux en milieu insulaire tropical (PIMIT) di Pulau Réunion. Mereka berfokus pada penyakit menular yang muncul di pulau-pulau di barat Samudera Hindia.

Ilustrasi kelelawar (Shutterstock)
Ilustrasi kelelawar (Shutterstock)

Banyak orang menggunakan virus corona sebagai sinonim untuk Covid-19. Padahal ada sejumlah besar jenis virus corona yang berbeda sebanyak spesies kelelawar yang ada.

Virus corona yang dibawa oleh kelelawar yang dipelajari dalam makalah ini berbeda dari yang menyebabkan Covid-19. Namun, dengan mempelajari tentang virus corona pada kelelawar secara umum, maka dapat lebih memahami virus penyebab Covid-19.

Goodman dan rekan-rekannya selama beberapa dekade mengambil swab dan beberapa kasus sampel darah dari lebih dari seribu kelelawar yang mewakili 36 spesies yang ditemukan di pulau-pulau di Samudra Hindia bagian barat. Delapan persen dari kelelawar yang mereka teliti membawa virus corona.

"Kami menemukan bahwa sebagian besar, masing-masing genera yang berbeda dari keluarga kelelawar memiliki sekuens virus corona turunannya sendiri," kata Goodman.

Ilustrasi Covid-19. (Pexels)
Ilustrasi Covid-19. (Pexels)

"Selain itu, berdasarkan sejarah evolusi dari kelompok kelelawar yang berbeda, jelas bahwa ada koeksistensi yang mendalam antara kelelawar dan virus corona yang terkait," tambahnya.

Goodman juga mencatat, terlepas dari kenyataan bahwa kelelawar membawa virus corona, manusia tidak seharusnya merespons dengan melukai atau memusnahkan kelelawar atas nama kesehatan masyarakat.

"Ada banyak bukti bahwa kelelawar penting untuk berfungsinya ekosistem, apakah itu untuk penyerbukan bunga, penyebaran buah-buahan, atau mengontrol serangga," ujar Goodman. 

Berita Terkait

Berita Terkini