Info

Jangan Makan Garam Berlebihan, Bisa Turunkan Sistem Kekebalan Tubuh!

WHO telah menyarankan semua orang untuk mengurangi asupan garam yang bisa menurunkan sistem kekebalan tubuh.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi air garam. (Shutterstock)
Ilustrasi air garam. (Shutterstock)

Himedik.com - Beberapa waktu lalu WHO telah menyarankan semua orang untuk mengonsumsi makanan bernutrisi selama pandemi virus corona Covid-19. Salah satunya, mengurangi asupan garam agar tak mudah terinfeksi penyakit menular.

Ternyata, makan garam berlebihan bisa melemahkan sisitem kekebalan tubuh terhadap bakteri di ginjal. Penelitian terhadap tikus menemukan garam bisa mengganggu fungsi antibakteri dari jenis sel kekebalan tubuh.

Menurut American Heart Association (AHA), sebanyak 9 dari 10 orang di Amerika Serikat mengonsumsi terlalu banyak garam (natrium klorida). The Dietary Guidelines for Americans, Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan merekomendasikan semua orang jangan mengonsumsi lebih dari 2,3 gram natrium per harinya.

Alasannya, sebanyak 2,3 gram natrium per hari sama dengan 5,8 gram garam. Karena, kelebihan garam makanan bisa meningkatkan tekanan darah, risiko penyakit jantung dan stroke.

Namun dilansir dari Medical News Today, sebuah studi baru dalam Science Translational Medicine menunjukkan pola makan tinggi garam bisa mengganggu sistem kekebalan tubuh dalam menghancurkan bakteri di beberapa organ manusia.

Ilustrasi garam. (Shutterstock)
Ilustrasi garam. (Shutterstock)

Para peneliti di Rumah Sakit Universitas Bonn di Jerman menemukan bahwa diet tinggi garam pada tikus telah memperburuk infeksi bakteri pada ginjalnya, yakni escherichia coli.

Dalam menguji buruknya diet tinggi garam adalah murni efek lokal di ginjal. Para peneliti menginfeksi tikus dengan Listeria dan menemukan adanya infeksi sitemik di seluruh tubuh juga lebih buruk pada diet tinggi garam.

Temuan ini tergolong tidak terduga. Sebab, penelitian sebelumnya menemukan bahwa konsumsi garam berlebih bisa mempercepat penyembuhan infeksi parasit kulit pada hewan.

Kulit bertindak sebagai cadangan garam berlebihan dan sel-sel kekebalan pada kulit yang disebut makrofag menjadi lebih asin dalam kondisi ini.

Sebaliknya, neutrofil merupakan kunci bagi tubuh melawan infeksi bakteri ginjal mengalami respons imun yang berbeda. Jenis sel respons imun ini menjadi kurang efektif dalam diet tinggi garam.

Sedangkan, ginjal berfungsi menjaga konsentrasi garam pada tingkat optimal untuk metabolisme dengan mengeluarkan kelebihan natrium di seluruh tubuh.

Studi baru menunjukkan bahwa proses ginjal mengatur kadar natrium darah yang tinggi ini bisa menghambat sistem kekebalan tubuh dan mengganggu kemampuannya melawan infeksi bakteri.

Berita Terkait

Berita Terkini