Info

Wabah Pes Muncul Lagi, WHO dan Pakar Imbau Tidak Perlu Khawatir

Wabah pes tidak perlu dikhawatirkan karena sangat jarang terjadi dan kita sudah memiliki pengobatannya.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Tikus penyebar wabah pes (pixabay)
Tikus penyebar wabah pes (pixabay)

Himedik.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendapat laporan adanya wabah pes di Mongolia. Penyakit yang disebabkan bakteri ini disebut sudah menginfeksi seorang petani. 

Berdasarkan pantauan WHO wabah pes ini itu tidak berisiko tinggi. Seorang juru bicara WHO pun menjelaskan kasus wabah Pes itu bisa dikelola dengan baik.

"Wabah Pes sudah ada dan bersama kami selama berabad-abad. Kami melihat jumlah kasus di China itu sudah cukup dikelola dengan baik," kata Margaret Harris, Juru Bicara WHO, dilansir BBC.

Tapi, pakar mengatakan bahwa wabah pes ini tidak perlu begitu dikhawatirkan.

Saat ini dunia sudah memiliki perawatan yang jelas untuk penyakit pes. Selain itu, penyakit ini jarang terjadi.

Ilustrasi tikus bambu China. (Photo by Brett Jordan on Unsplash)
Ilustrasi tikus  (Photo by Brett Jordan on Unsplash)

"Tidak seperti pada abad ke-14 (saat Black Death terjadi), kita sekarang memiliki pemahaman tentang bagaimana penyakit ini ditularkan," Dr. Shanthi Kappagoda, seorang dokter penyakit menular di Stanford Health Care.

"Kita tahu bagaimana mencegahnya, hindari penanganan hewan yang sakit atau mati di daerah yang ada penularan. Kita juga dapat mengobati pasien terinfeksi dengan antibiotik, dan pada orang-orang yang mungkin telah terpapar bakteri, mencegah mereka jatuh sakit," sambungnya, dikutip Healthline.

Memang jika pes tidak segera diobati, bakteri Yersinia pestis (Y. pestis) penyebab penyakit, dapat menyebar dalam aliran darah dan menyebabkan sepsis. Apabila bakteri menyerang paru-paru, maka dapat menyebabkan pneumonia.

Tetapi selama seseorang tidak menyentuh hewan yang terinfeksi bakteri Y. pestis, peluang untuk sakit sangat rendah.

Wabah ini sangat jarang. Hanya beberapa ribu kasus dilaporkan di seluruh dunia setiap tahun, sebagian besar di Afrika, India, dan Peru.

Alasan lain wabah sangat jarang adalah bahwa bakteri tidak bertahan dengan baik di bawah sinar matahari.

Ilustrasi bubonic plague. (Pixabay)
Ilustrasi bubonic plague. (Pixabay)

"Y. pestis mudah dibunuh oleh sinar matahari. Jika bakteri dilepaskan ke udara, ia dapat bertahan hingga 1 jam tergantung pada kondisi lingkungan," jelas Dr. Robert Glatter, dokter darurat di Rumah Sakit Lenox Hill.

Glatter menambahkan, penyakit pes dan sepsis juga tidak dapat ditularkan dari orang ke orang. Dan meski penularan dari manusia ke manusia dapat terjadi apabila orang menjadi sakit pneumonia, ini sangat jarang.

"Penularan dari orang ke orang lebih kecil kemungkinannya karena memerlukan kontak dekat dan langsung dengan orang dengan penyakit pneumonia," kata Glatter.

Berita Terkait

Berita Terkini