Info

Studi: Risiko Kematian Penderita Diabetes akibat Covid-19 Lebih Besar

Peneliti mengungkapkan bagaimana diabetes memengaruhi besarnya risiko kematian seseorang akibat virus corona Covid-19.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi virus corona Covid-19. (Shutterstock)
Ilustrasi virus corona Covid-19. (Shutterstock)

Himedik.com - Para ahli kesehatan telah memperingatkan bahwa ada banyak faktor yang bisa meningkatkan risiko kematian seseorang akibat virus corona Covid-19. Salah satunya, pasien Covid-19 dengan kadar gula darah tinggi disebut dua kali lebih mungkin meninggal dunia daripada lainnya.

Para peneliti yang bekerja di China melihat kembali pasien yang dirawat di rumah sakit berbeda di Wuhan. Terutama pasien dengan kadar gula darah tinggi yang meninggal dunia akibat Covid-19.

Studi sebelumnya telah menunjukkan hubungan antara gula darah tinggi yang tidak normal dan risiko kematian lebih besar akibat pneumonia, stroke, serangan jantung, trauma dan pembedahan.

Menurut tim Universitas Sains dan Teknologi Huazhong, hal itu juga telah menunjukkan hubungan antara diabetes dengan risiko kematian akibat Covid-19 yang lebih besar.

Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)

Para peneliti mengatakan temuan mereka menunjukkan bahwa diabetes tanpa diagnosis atau gula darah tinggi berkaitan dengan peningkatan risiko kematian akibat virus corona Covid-19.

Mereka merekomendasikan rumah sakit melakukan skrinning kadar glukosa darah ketika pasien dirawat dengan gejala virus corona Covid-19.

Naveed Sattar, Profesor Pengobatan Metabolik, Universitas Glasgow pun mengatakan temuan laporan itu sesuai dengan harapannya.

"Kita bisa menjadi tahu bila mereka dengan kadar gula darah tinggi akan mengalami kondisi yang lebih parah. Karena, kondisinya bisa lebih parah akan menekan jalur metabolisme yang menyebabkan kadar gula meningkat," kata Naveed dikutip dari Express.

Tim China pun mengamati kadar glukosa darah orang pada 24 Januari 2020 hingga 10 Februari 2020 di dua rumah sakit di Wuhan, China.

Ilustrasi tes gula darah (Foto: shutterstock)
Ilustrasi tes gula darah (Foto: shutterstock)

Mereka juga memeriksa data demografi dan klinis selama 28 hari, komplikasi di rumah sakit dan tingkat keparahan pneumonia pada pasien dengan kondisi tersebut.

Sebanyak 605 pasien Covid-19, termasuk 114 yang meninggal di rumah sakit berusia rata-rata 59 tahun. Sebanyak 34 persen pasien memiliki satu atau lebih kondisi medis yang mendasarinya, tapi belum didiagnosis diabetes.

Lalu, hampir sepertiga pasien memiliki kadar gula darah sangat tinggi. Sehingga mereka didiagnosis diabetes tipe 2 bila berada di tingkat itu terus-menerus.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien dalam kelompok kadar gula darah tertinggi 2,3 kali lebih mungkin meninggal daripada yang terendah. Mereka yang berada di kelompok menengah memiliki risiko kematian 71 persen daripada kelompok yang lebih rendah.

Data juga menunjukkan bahwa pria dengan kadar gula darah lebih tinggi 75 persen lebih mungkin meninggal daripada wanita dengan kadar yang sama.

Adapun faktor lainnya yang meningkatkan risiko kematian akibat Covid-19, termasuk transplantasi organ, pernah menjalani kemoterapi atau perawatan kanker, menjalani transplantasi sumsum tulang hingga konsumsi obat yang membuatnya mudah terinfeksi.

Berita Terkait

Berita Terkini