Info

Bukan Demam, Hilangnya Indra Penciuman Lebih Umum pada Pasien Covid-19

Pasien virus corona lebih umum mengalami hilangnya indra penciuman daripada batuk persisten dan demam tinggi.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi hidung - (Shutterstock)
Ilustrasi hidung - (Shutterstock)

Himedik.com - Batuk dan demam tinggi adalah gejala umum virus corona Covid-19. Tapi, hilangnya indra penciuman adalah gejala paling jelas pada pasien virus corona daripada kondisi lainnya.

Sebelumnya, para ahli telah memperingatkan bahwa gajala virus corona Covid-19 bisa lebih banyak lagi dan berbeda antar pasien. Bahkan beberapa pasien virus corona mungkin juga tidak mengalami gejala apapun.

Dilansir dari The Sun, baru-baru ini para ilmuwan dari King's College London menemukan bahwa orang yang terinfeksi virus corona Covid-19 seringkali menderita sakit kepala dan kelelahan.

Berdasarlan data dari Aplikasi Pelacakan Gejala Covid-19, menunjukkan 82 persen pasien mengalami sakit kepala dan 72 persen mengalami kelelahan sebelum terjadinya gejala umum.

Para ahli mengatakan bahwa hanya 9 persen orang dewasa usia 18 dan 65 tahun yang mengaku tidak sakit kepala maupun kelelahan dalam 7 hari pertama virus corona Covid-19.

Ilustrasi virus covid 19. Di Sumsel, dua daerah masih ditetapkan sebagai zona merah penyebaran virus ini.
Ilustrasi virus covid 19. Di Sumsel, dua daerah masih ditetapkan sebagai zona merah penyebaran virus ini.

Sebuah studi baru oleh para peneliti di University College London mengungkapkan bahwa 4 dari 5 orang yang baru-baru ini kehilangan indra penciuman atau rasa telah dinyatakan positif terinfeksi virus corona Covid-19.

Di antara mereka yang positif terinfeksi virus corona, hanya 40 persen yang tidak mengalami batuk maupun demam tinggi.

Para peneliti pun menganalisis 590 orang yang kehilangan indra penciuman dan pengecap selama sebulan terakhir. Tujuannya, peneliti ini menentukan seberapa umum antibodi virus corona dalam sistem mereka.

Hasilnya, 567 peserta yang kehilangan indra penciuman dan perasa menjalani tes antibodi. Para peneliti juga menemukan bahwa 78 persen orang memiliki antibodi virus corona.

Selain itu, pasien yang kehilangan indra penciuman 3 kali lebih mungkin memiliki antibodi daripada mereka yang hanya kehilangan indra pengecap.

Para peneliti pun menyimpulkan bahwa temuan ini menunjukkan hilangnya indra penciuman adalah gejala virus corona yang lebih spesifik daripada kondisi lainnya.

Bahkan mereka yang positif terjangkir virus coronam 40 persen tidak mengalami batuk atau demam, yang mana itu adalah dua gejala paling umum.

Para peneliti percaya bahwa hilangnya indra penciuman harus lebih dipertimbangkan dalam hal pesan kesehatan masyarakat seputar virus.

Saat ini semua orang disarankan mengisolasi diri jika mengalami batuk atau demam tinggi, tapi banyak yang tidak memerhatikan kondisi hilangnya indra penciuman dan pengecapan.

"Sekarang ini sebagian besar negara di dunia tidak terlalu mengenali hilangnya indra penciuman mendadak sebagai gejala virus corona. Temuan kami menunjukkan bahwa orang yang mengalami kondisi ini mestinya mengisolasi diri," jelas Prof Rachel Batterham, pemimpi penelitian.

Adapun cara untuk mengetahui Anda kehilangan indra penciuman atau tidak dengan mengendus bawang putih, kopi atau parfum. Jika Anda tidak bisa mencium aromanya dengan jelas, maka perlu waspada dan mengisolasi diri.

Berita Terkait

Berita Terkini