Info

Thermometer Gun Bisa Tak Efektif, Begini Kata Ahli

Thermometer gun yang biasa digunkan di tempat umum disebut bisa tidak terlalu efektif.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Ilustrasi isolasi diri, Covid-19. (Shutterstock)
Ilustrasi isolasi diri, Covid-19. (Shutterstock)

Himedik.com - Anda mungkin akan sering bersinggungan dengan thermometer NCIT (Non-Contact Infrared Thermometer) atau thermometer gun selama pandemi Covid-19. Sayangnya sebuah studi menunjukkan bahwa thermometer ini mungkin tak begitu efektif.

Melansir dari Healthshots, pembacaan suhu dari NCIT mungkin dipengaruhi oleh berbagai variabel di sekitar manusia.

"Bacaan yang diperoleh dengan NCIT dipengaruhi oleh banyak variabel manusia, lingkungan dan peralatan yang semuanya dapat mempengaruhi keakuratan," ujar  penulis studi, William Wright.

"Namun, satu-satunya cara untuk mengukur suhu inti secara andal membutuhkan kateterisasi arteri pulmonalis yang tidak aman dan tidak praktis sebagai tes skrining," tambahnya.

Para peneliti memberikan statistik yang menunjukkan bahwa NCIT gagal sebagai tes skrining untuk infeksi SARS-CoV-2, virus corona penyebab Covid-19.

"Pada 23 Februari 2020, lebih dari 46.000 pelancong diperiksa dengan NCIT di bandara AS, dan hanya satu orang yang diidentifikasi menderita SARS-CoV-2," kata Wright.

Laporan tersebut studi tersebut menyatakan bahwa di antara sekitar 766.000 pelancong yang diskrining selama periode dari 17 Januari hingga 13 September 2020, hanya satu orang per 85.000 atau sekitar 0,001 persen yang kemudian dinyatakan positif SARS-CoV-2.

Selain itu, hanya 47 dari 278 orang atau sekitar 17 persen dalam kelompok dengan gejala yang mirip dengan SARS-CoV-2 memiliki suhu terukur yang memenuhi kriteria demam.

Masalah lain dari NCIT adalah bahwa thermometer ini mungkin memberikan pembacaan yang salah selama demam yang membuat sulit untuk menentukan kapan seseorang benar-benar demam atau tidak.

Ilustrasi thermogun
Ilustrasi NCIT

"Selama periode ketika demam meningkat, terjadi peningkatan suhu inti yang menyebabkan pembuluh darah di dekat permukaan kulit mengerut dan mengurangi jumlah panas yang dilepaskannya," jelas Wright.

"Dan saat demam turun, yang terjadi justru sebaliknya. Jadi, mendasarkan deteksi demam pada pengukuran NCIT yang mengukur panas yang memancar dari dahi mungkin malah melenceng," tambahnya.

Berita Terkait

Berita Terkini