Info

WHO: Pandemi Covid-19 akan Tetap Mengkhawatirkan di 6 Bulan Pertama 2021

WHO menegaskan bahwa dunia masih perlu menghadapi kondisi menghawatirkan akibat pandemi Covid-19 hingga pertengahan 2021.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Ilustrasi isolasi diri, Covid-19. (Shutterstock)
Ilustrasi isolasi diri, Covid-19. (Shutterstock)

Himedik.com - Pihak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)  memprediksikan bahwa pandemi virus corona Covid-19 masih tetap berada dalam kondisi buruk di enam bulan mendatang. Hal ini dinyatakan oleh Maria Van Kerkhove, kepala teknis WHO untuk Covid-19 pada Rabu (6/1/2020).

Melansir dari Medical Xpress, Van Kerkhove mengatakan bahwa di banyak negara, situasi pandemi mulai terlihat sangat mengkhawatirkan dan akan menjadi lebih buruk.

"Beberapa negara benar-benar mengalami penularan yang sangat intens, terutama di Eropa dan Amerika Utara dengan beberapa angka yang sangat menakutkan dalam hal kasus, rawat inap, dan masuk ke unit perawatan intensif," kata Van Kerkhove.

"Pencampuran sosial rumah tangga selama periode Natal dan Tahun Baru akan menghasilkan peningkatan lebih lanjut dalam jumlah kasus pada Januari," imbuhnya.

Menurut Van Kerkhove, pihaknya kini mulai melihat angka peningkatannya dan akan melihat peningkatan di beberapa minggu mendatang.

"Di banyak negara, kami akan melihat situasinya yang menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik," ujar Van Kerkhove.

Michael Ryan, direktur darurat WHO mengatakan bahwa ada gelombang harapan ketika vaksin mulai tersedia, tetapi orang tidak bisa bernapas lega dan mengurangi kewaspadaan terhadap penyakit tersebut.

ilustrasi WHO. (Hector Christiaen / Shutterstock.com)
ilustrasi WHO. (Hector Christiaen / Shutterstock.com)

"Kita semua menjalani tahun ini dengan pertempuran yang sangat, sangat panjang," katanya. "Kita punya tiga atau enam bulan lagi jalan sulit dan berat di depan kita. Tapi kita pasti bisa melakukannya," imbuhnya.

Adapun mutasi baru dari virus yang terdeteksi di Inggris dan Afrika Selatan, menurut Van Kerkhove meskipun tampaknya ada peningkatan dalam penularan, tidak ada perubahan yang jelas dalam tingkat keparahan penyakit.

Ryan juga menegaskan bahwa tidak ada indikasi bahwa mutasi akan memengaruhi efektivitas vaksin yang telah dikembangkan. "Kalaupun ada perubahan itu, relatif mudah untuk mengubah vaksin," imbuhnya.

Berita Terkait

Berita Terkini