Info

Setelah 6 Bulan Terinfeksi, Pasien Covid-19 Alami Kerontokan Rambut!

Beberapa pasien Covid-19 mengalami kerontokan rambut setelah 6 bulan terinfeksi virus corona.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Rambut rontok. (unsplash)
Rambut rontok. (unsplash)

Himedik.com - Penelitian baru menemukan sejumlah pasien Covid-19 mengalami kerontokan rambut dalam 6 bulan pertama setelah terinfeksi virus corona, terutama pada wanita.

Sebelumnya, para peneliti telah mempelajari berbagai gejala jangka panjang virus corona Covid-19. Mereka menemukan 359 dari 1.655 pasien yang dirawat di rumah sakit Wuhan, China mengalami kerontokan rambut.

Temuan yang dipublikasikan di The Lancet, menemukan bahwa rambut rontok adalah gejala utama jangka panjang virus corona Covid-19, selain kelelahan, sesak napas, pusing dan nyeri sendi.

Para peneliti yang menyelidiki efek jangka panjang dari virus corona Covid-19 mengatakan sebagian besar gejalanya ini tidak jelas. Para pasien yang diperiksa untuk penelitian ini telah dipulangkan dari Rumah Sakit Jin Yin-tan di Wuhan antara 7 Januari dan 29 Mei 2020 setelah menderita virus corona Covid-19.

Setelah 6 bulan, mereka diberi kuesioner yang menanyakan seputar gejala dan kualitas hidupnya setelah pulang dari rumah sakit. Mereka juga menjalani pemeriksaan fisik dan tes jalan kaki selama 6 menit serta tes darah.

Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Nandhu Kumar)
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Nandhu Kumar)

Hasilnya, 63 persen pasien Covid-19 pernah mengalami kelelahan atau kelemahan otot, 26 persen menderita kesulitan tidur, 23 persen mengalami kecemasan atau depresi dan 22 persen menderita kerontokan rambut

NHS mencantumkan 14 gejala Covid-19 panjang, beberapa di antara termasuk kelelahan ekstrem, nyeri dada, kesulitan tidur, depresi, kecemasan dan kesemutan. Sedangkan, kerontokan rambut tidak termasuk dalam daftar tersebut.

Temuan juga menunjukkan bahwa 76 persen pasien virus corona melaporkan setidaknya satu gejala virus corona Covid-19 pada 6 bulan setelah onset gejala dan porposinya lebih tinggi pada wanita.

"Tujuan dari penelitian ini adalah menggambarkan konsekuensi kesehatan jangka panjang dari pasien virus corona Covid-19 yang sudah keluar dari rumah sakit," jelas para peneliti dikutip dari The Sun.

Studi Kohort ini merupakan penelitian terbesar dengan durasi terlama yang menilai konsekuensi kesehatan dari pasien dewasa dalam pemulihan virus corona Covid-19 setelah keluar rumah sakit.

Para ahli kulit mengatakan kerontokan rambut adalah respons normal terhadap pengalami stres, seperti jatuh sakit karena virus corona Covid-19 dan rambut akan tumbuh kembali nantinya.

Tapi, kerontokan rambut juga bisa dikaitkan dengan kondisi seperti alopecia, yang tidak bisa diubah dalam beberapa kasus.

Temuan ini juga mengikuti investigasi yang diterbitkan musim panas lalu oleh Dr Natalie Lambert dari Indiana University School of Medicine.

Setelah mengumpulkan 1.567 tanggapan dari penyintas virus corona Covid-19, menemukan bahwa 423 orang pernah mengalami kerontokan rambut. Rambut rontok adalah gejala paling umum ke-21 dari daftar 50.

"Meskipun dampak virus corona pada paru-paru dan sistem vaskular telah mendapatkan perhatian media dan medis, hasil survei ini menunjukkan bahwa gejala pada otak, seluruh tubuh, mata dan kulit juga sering muncul sebagai masalah kesehatan," kata Dr Lambert.

Menurut American Academy of Dermatology (AAD), kerontokan rambut yang diinduksi virus corona Covid-19 disebabkan oleh telogen effluvium (TE), kerontokan rambut yang disebabkan oleh gangguan dalam siklus pertumbuhan rambut.

TE menyebabkan tingginya persentase folikel anagen (folikel yang secara aktif menumbuhkan rambut), memasuki fase istirahat sebelum waktunya di seluruh kulit kepala.

TE berlangsung antara enam hingga sembilan bulan sebelum rambut kembali ke ketebalan dan penampilan normal. Kondisi ini terjadi ketika lebih banyak rambut memasuki fase pelepasan (telogen) dari siklus pertumbuhan rambut pada waktu bersamaan.

Pusat Belgravia mengatakan 64 persen pasien pria dan 38 persen wanita mengalami gejala Covid-19 panjang. Rali Bozhinova, ahli trikologi superintdent di Belgravia Center pun mengatakan kerontokan rambut terkait TE sangat umum terjadi sekitar 3 bulan setelah periode trauma parah, penyakit atau stres.

Lonjakan dalam diagnosis menunjukkan tingkat stres yang ditimbulkan virus corona pada tubuh, tidak hanya menyebabkan TE sementara tapi juga memperburuk kerontokan rambut.

Berita Terkait

Berita Terkini