Info

Vaksin Oxford Tak Efektif Lawan Varian Baru Virus Corona Brasil

Penelitian baru menemukan vaksin Oxford kurang efektif melawan varian baru virus corona Covid-19 di Brasil.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Vaksin, vaksinasi, jarum suntik. (Pixabay)
Vaksin, vaksinasi, jarum suntik. (Pixabay)

Himedik.com - Temuan baru dari sebuah penelitian menemukan vaksin Oxford AstraZeneca kurang efektif melawan varian baru virus corona Covid-19 dari Brasil.

Data awal dari studi Universitas Oxford menemukan bahwa vaksin Covid-19 tidak perlu dimodifikasi untuk melindungi diri dari varian baru virus corona.

Tapi dilansir dari The Sun, temuan baru ini menunjukkan vahwa vaksin Covid-19 tidak hanya efektif melawan varian baru virus corona P1, yang berasa dari kota Manaus, Brasil.

Temuan peneliti ini menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 tidak memberikan tingkat efektivitas yang pasti dalam melawan varian baru virus corona. Tapi, peneliti yang melakukan studi ini tidak mau disebutkan namanya karena hasilnya belum dipublikasi.

Mereka mengatakan hasil lengkap dari studi mereka terhadap vaksin Covid-19 untuk varian baru virus corona akan dirilis akhir bulan Maret 2021 ini.

Ilustrasi vaksin COVID-19 (pixabay)
Ilustrasi vaksin COVID-19 (pixabay)

Fiocruz, yang mengirimkan sampel untuk penelitian, mengatakan bahwa pihaknya tidak memiliki informasi apapun mengenai penelitian tersebut.

Sementara itu, perusahaan yang memproduksi vaksin Oxford AstraZeneca belum mengomentari temuan baru yang meragukan efektivitas produknya melawan varian baru virus corona.

Varian baru virus corona Brasil

Varian baru virus corona Brasil (PI) membawa 3 mutasi kunci yang memengaruhi protein spike. Protein lonjakan dalah bagian dari virus corona Covid-19, yang menempel pada sel manusia dan memungkinkan virus untuk menginfeksi tubuh.

Hal itu adalah bagian dari virus yang dirancang untuk ditargetkan oleh vaksin Covid-19. Karena itulah, para ilmuwan percaya vaksin Covid-19 kurang efektif melawan varian baru virus corona Brasil dan Afrika Selatan, meskipun masih bisa bekerja.

Para ahli pertama kali mendeteksi varian P.1 di Manaus, Brasil utara, pada bulan Desember 2020. Varian ini belum diketahui pasti bisa menyebabkan kondisi lebih parah atau tidak, tetapi ada bukti bahwa mutasi ini lebih menular.

Ilmuwan Porton Down sedang melakukan lebih banyak analisis untuk mengonfirmasi bukti yang menunjukkan bahwa strain tersebut tidak menyebabkan tingkat kematian yang lebih tinggi atau mempengaruhi vaksin atau perawatan.

Berita Terkait

Berita Terkini