Himedik.com - Penelitian baru menyebutkan bahwa kebiasaan aau gaya hidup Anda di usia muda bisa berefek pada risiko penurunan mental di kemudian hari.
Melansir dari Medicinenet, penelitian didasarkan pada sekitar 15.000 orang dewasa yang menjadi bagian dari empat proyek penelitian jangka panjang. Para partisipan berusia antara 18 hingga 30 dan 45 hingga 95 tahun saat penelitian dimulai.
Baca Juga
Pernah Alami 4 Jenis Mimpi Berikut? Bisa Jadi sedang Alami Masalah Mental
Merasa Lelah dan Tak Berenergi saat Bekerja? Coba Lakukan Rehat Mikro
Studi: Lebih dari 50 Persen Mantan Pasien Covid-19 Mengalami Depresi
Peneliti Modifikasi Kit Tes Covid-19 yang Mampu Identifikasi Varian Baru
Perempuan dengan PCOS Mungkin Lebih Rentan Terkena Covid-19
Jaga Jarak 3 Kaki dan Pakai Masker Cukup untuk Cegah Virus Corona Covid-19
Studi tersebut mengaitkan pola makan yang buruk, merokok, dan ketidakaktifan di awal masa dewasa berpengaruh pada penurunan mental yang lebih besar di kemudian hari.
Memiliki faktor risiko kesehatan jantung seperti gula darah tinggi, tekanan darah tinggi, dan indeks massa tubuh (BMI) yang tinggi dikaitkan dengan penggandaan tingkat rata-rata penurunan mental di kemudian hari. Penelitian ini telah diterbitkan pada jurnal Neurology.
Obesitas saja selama masa dewasa muda dikaitkan dengan dua kali lipat tingkat rata-rata penurunan mental dan dampak serupa ditemukan untuk gula darah tinggi dan tekanan darah sistolik tinggi.
Para peneliti tidak menemukan hubungan antara kolesterol tinggi di masa dewasa muda dan penurunan mental yang lebih besar di kemudian hari.
"Penelitian sebelumnya telah menunjukkan hubungan antara faktor-faktor risiko masalah jantung di usia paruh baya dan penurunan mental yang lebih buruk, namun hanya sedikit yang diketahui tentang pengaruh gaya hifup di masa dewasa awal," kata penulis pertama Dr. Kristine Yaffe, profesor psikiatri, neurologi dan epidemiologi di Universitas California, San Francisco.
"Faktor risiko kardiovaskular adalah salah satu faktor risiko modifikasi yang paling menjanjikan untuk pencegahan penuaan kognitif dan demensia," kata Yaffe dalam rilis berita universitas.
Temuan ini menunjukkan bahwa perhatian harus diperluas untuk mempertimbangkan kesehatan kardiovaskular orang dewasa awal. Dalam hal ini, Yaffe mencatat bahwa penelitian tersebut menunjukkan hubungan tetapi tidak membuktikan sebab dan akibat.
"Kita harus mempertimbangkan bahwa meskipun ada perbaikan dalam pengobatan, faktor risiko kardiovaskular tidak terdiagnosis dan tidak diobati terutama pada orang dewasa yang lebih muda perlu diperhatikan," kata Yaffe.