Info

Ambivert Dinilai Lebih Bisa Memimpin Dibanding Ekstrovert atau Intovert

Ahli mengatakan pemimpin terbaik adalah seorang ambivert, mengapa?

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Ilustrasi bekerja . (Pixabay/rawpixel)
Ilustrasi bekerja . (Pixabay/rawpixel)

Himedik.com - Kepribadian introvert atau ekstovert, memiliki kekuatan dan kelemahannya masing-masing. Namun untuk menjadi seorang pemimpin, orang ambivert justru dinilai lebih baik.

Para ahli mengatakan memiliki perpaduan kedua kepribadian sangat diperlukan di kantor. Meski terlihat sulit, tetapi bertindak sebagai seorang introvert sekaligus ekstrovert dapat dilatih.

Profesor psikologi di University of Pennsylvania, Adam Grant, menciptakan istilah 'keuntungan ambivert' dalam sebuah studi 2013 yang menantang gagasan 'ekstrovert menjadi lebih sukses dan produktif dalam lingkungan penjualan'.

Setelah mempelajari 340 karyawan, Grant menemukan pekerja yang menghasilkan pendapatan penjualan terbanyak adalah mereka yang berada di tengah skala ekstroversi.

Sebaliknya, kinerja terburuk dilakukan oleh para pekerja yang sangat tertutup dan sangat ekstrovert.

Ilustrasi pemimpin. (Unsplash/Rawpixel)
Ilustrasi pemimpin. (Unsplash/Rawpixel)

"Karena mereka secara alami terlibat dalam pola berbicara dan mendengarkan yang fleksibel, ambivert cenderung mengekspresikan ketegasan dan antusiasme yang cukup untuk membujuk dan menutup penjualan," tulis Grant dalam penelitian tersebut, dilansir BBC.

Ambivert juga dapat mendengarkan minat pelanggan serta tidak masalah untuk terlihat terlalu bersemangat atau percaya diri, sambung Grant.

Profesor manajemen di McGill University dan rekan rekan di Universitas Oxford, Karl Moore, yang telah mempelajari ambivert selama bertahun-tahun memperkirakan 40% dari pemimpin bisnis top merupakan seorang ekstrovert, 40% introvert, dan 20% adalah ambivert sejati.

Tetapi Moore percaya bahwa keadaan yang diciptakan oleh pandemi telah memaksa para pemimpin dari semua lapisan untuk mencoba dan bertindak seperti ambivert.

Dalam bukunya We Are All Ambiverts Now, Moore mengatakan situasi yang kita semua hadapi membutuhkan lebih banyak pemimpin untuk memanggil kekuatan ekstroversi dan introversi.

Misalnya, atasan perlu mendengar dan menerima feedback dalam menyediakan lingkungan kerja yang fleksibel dan empati bagi staf. Tetapi mereka juga perlu menyalurkan antusiasme yang jelas dan demonstratif untuk mengumpulkan serta membimbing tim ke hal yang tidak pasti.

"Arti dari kondisi ini (pandemi) adalah bahwa CEO perlu banyak mendengarkan, pemimpin yang hebat adalah pendengar yang baik," tutur Moore.

Di sisi lain, pemimpin juga dapat memberi inspirasi pada semua orang untuk melewati masa-masa kritis seperti sekarang ini.

Berita Terkait

Berita Terkini