Info

Efek Samping Vaksin Covid-19, Apa Pemicunya?

Para ahli mengatakan efek samping bisa menjadi tanda bahwa vaksin sedang melakukan tugasnya di dalam tubuh.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Ilustrasi vaksin (Pixabay)
Ilustrasi vaksin (Pixabay)

Himedik.com - Vaksin Covid-19 dapat menyebabkan efek samping seperti demam, mual, atau sakit lengan pada orang yang mendapatkannya. Ini pun terjadi pada mereka yang menerima vaksin lain.

Meski terlihat mengkhawatirkan bagi beberapa orang, para ahli mengatakan efek samping bisa menjadi tanda bahwa vaksin sedang melakukan tugasnya di dalam tubuh.

Ahli alergi, ahli imunologi dan presiden American Medical Association, Sudan R. Bailey, mengatakan efek samping berkembang karena sistem kekebalan bereaksi terhadap vaksin. Karenanya, dilansir Live Science, orang mungkin mulai mengalami demam, kelelahan, sakit kepala dan nyeri di sekitar area suntikan 12 sampai 24 jam setelah vaksinasi.

Pada vaksin Covid-19, tubuh akan diberi sinyal untuk memproduksi protein lonjakan virus corona, 'alat' yang digunakan virus untuk menginfeksi sel menusia. Kehadirannya akan memulai respons kekebalan dari tiga jenis sel, yakni makrofag, sel T dan sel B.

"Makrofag adalah yang pertama dari sel kekebalan yang mendeteksi dan menghilangkan organisme berbahaya. Sedangka sel T, bermigrasi ke wilayah tempat vaksin disuntikkan untuk mengingat protein lonjakan virus corona, persiapan jika terinfeksi kembali di lain waktu," jelas Nitin Desai, CEO dan kepala pemasaran COVID PreCheck.

Ilustrasi demam. (Shutterstock)
Ilustrasi demam. (Shutterstock)

Setelah vaksin dikenali sebagai 'benda asing', sel B akan membentuk pasukan antibodi.

Semua sel kekebalan ini menghasilkan protein peradangan yang disebut sitokin. Sitokin merupakan pembawa pesan kimiawi yang membantu mengoordinasikan respons kekebalan dan juga memicu demam, efek samping vaksin.

Suhu yang lebih tinggi membuat tubuh kurang ramah terhadap virus, dan kenaikan suhu merangsang tubuh untuk menciptakan lebih banyak sel kekebalan.

Selain demam, bahan kimia inflamasi ini juga dapat menyebabkan nyeri otot, kelelahan, sakit kepala, dan gejala lainnya.

"Tetapi produksi sitokin mengalami penurunan dalam waktu 24 hingga 48 jam. Itulah sebabnya sebagian besar efek samping hilang dengan sendirinya dalam jangka waktu tersebut," sambung Desai.

Namun, tidak mengalami efek samping setelah vaksinasi bukan berarti tubuh tidak memicu respons kekebalan atau vaksin tidak bekerja.

"Setiap orang berbeda dalam cara mereka memproses vaksin. Tetapi studi klinis menunjukkan 90% hingga 95% pasien memiliki respons yang bagus terhadap vaksin, terlepas dari apakah mereka memiliki efek samping atau tidak," tandas Bailey.

Berita Terkait

Berita Terkini