Info

Studi Terbaru: Vaksin Covid-19 Bisa Bantu Lawan Varian Baru Virus Corona

Studi terbaru menemukan vaksin Covid-19 tetap bisa melawan varian baru virus corona Covid-19.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Vaksin Covid-19, vaksinasi, jarum suntik. (Pixabay)
Vaksin Covid-19, vaksinasi, jarum suntik. (Pixabay)

Himedik.com - Beberapa studi baru telah berusaha mencari tahu tingkat efektivitas vaksin Covid-19 melawan varian baru virus corona. Banyak ahli berpendapat bahwa setiap orang mungkin butuh suntikan penguat vaksin Covid-19 untuk melawan varian virus corona.

Setidaknya, satu dari penelitian juga menunjukkan bahwa vaksinasi penuh itu penting. Studi nasional pertama tentang vaksinasi virus corona yang dilakukan Israel menunjukkan vaksin Pfizer / BioNtech bekerja jauh lebih baik setelah dua dosis.

Dr Eric Haas dari Kementerian Kesehatan Israel, melaporkan dua kali suntikan vaksin Pfizer itu bisa memberikan perlindungan lebih dari 95 persen dari infeksi, penyakit parah dan kematian.

"Dua dosis BNT162b2 sangat efektif di semua kelompok usia dalam mencegah infeksi SARS-CoV-2 yang bergejala dan tidak bergejala, serta rawat inap terkait virus, penyakit parah, dan kematian, termasuk yang disebabkan oleh B.1.1.7 SARS-CoV -2," jelas peneliti.

Varian B.1.1.7, pertama kali teridentifikasi di Inggris. Kemudian menyebar luas dan sekarang menjadi varian baru yang paling umum di AS. Hal serupa juga terjadi di Israel ketika penelitian selesai.

Ilustrasi vaksin AstraZeneca. (Dok : Istimewa)
Ilustrasi vaksin AstraZeneca. (Dok : Istimewa)

Mereka menemukan varian B.1.351, yang pertama kalinya teridentifikasi di Afrika Selatan dan beredar di Israel. Tapi, varian virus corona itu tidak menyebabkan banyak infeksi selama penelitian.

Sehingga para peneliti tidak bisa mengatakan seberapa baik vaksin itu mampu bekerja dan melawan varian baru virus corona tersebut secara khusus.

Dengan populasinya yang kecil, Israel bisa lebih cepat memvaksinasi sebagain besar penduduknya untuk mencegah penyebaran virus corona Covid-19.

Studi tersebut menemukan vaksin Pfizer memberikan perlindungan 95,3 persen terhadap infeksi. Lalu, suntikan dosis kedua vaksin menjadi 96 persen lebih tinggi setelah 7 hari suntik vaksin.

Setelah 14 hari vaksinasi, perlindungan yang terbentuk setelah suntikan dosis kedua akan meningkat jadi 96,5 persen dan infeksi, 98 persen jalani rawat inap dan kematian.

Tapi, satu kali suntik vaksin Covid-19 hanya akan memberikan perlindungan 57.7 persen dari infeksi dan 75, 7 persen kasus rawat inap dan 77 persen kasus kematian.

"Jadi, meningkatkan kualitas vaksin Covid-19 untuk meningkatkan kekebalan di tengah munculnya varian baru virus corona lebih penting," kata Jonathan Ball, seorang profesor dari virologi molekuler di Universitas Nottingham Inggris dikutip dari CNN.

Secara terpisah, tim di negara bagian Teluk Qatar melihat kemanjuran vaksin Pfizer ketika menghadapi B.1.351 dan B.1.1.7. Mereka pun menemukan hasil yang meyakinkan.

"Perkiraan efektivitas vaksin terhadap infeksi varian B.1.1.7 adalah 89,5 persen setelah dosis kedua. Efektivitas terhadap infeksi varian B.1.351 adalah 75 persen, ujar peneliti dalam New England Journal of Medicine.

Banyak varian baru virus corona di seluruh dunia yang mengembangkan mutasi untuk menghindari sistem kekebalan manusia, termasuk respons kekebalan yang ditimbulkan setelah vaksin Covid-19.

Pejabat kesehatan khawatir virus corona bisa berubah lebih banyak dan menjadi bentuk yang lebih kuat melawan efek vaksin, seperti halnya influenza yang terjadi hampir setahun.

Berita Terkait

Berita Terkini