Info

Waspadai Bersin Terus Usai Vaksinasi, Coba Lakukan Tes Virus Corona!

Bersin terus-menerus tanpa sebab usai suntik vaksin Covid-19 bisa jadi tanda infeksi.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi bersin. (Pixabay/Mojpe)
Ilustrasi bersin. (Pixabay/Mojpe)

Himedik.com - Vaksin Covid-19 yang telah disetujui untuk penggunaan darurat bisa membantu mengembangkan kekebalan tubuh dan menekan kasus kematian akibat penyakit itu sendiri.

Tapi, kita semua tahu bahwa orang yang sudah suntik vaksin Covid-19 tetap berisiko terinfeksi virus corona. Karena, vaksin ini bukan berarti membuat orang kebal terhadap virus, melainkan mencegah kasus infeksi parah akibat penyakit tersebut.

Oleh sebab itu, semua orang yang sudah suntik vaksin Covid-19 perlu mewaspadai perbedaan efek samping dari suntik vaksin dan gejala infeksi virus corona.

Kontributor studi ZOE Covid bersama dengan para peneliti di King's College London, melihat data dari 1,1 juta kontributor pp yang telah mendapatkan suntikan pertama dan kedua vaksin Pfizer maupun AstraZeneca.

Mereka menemukan 2.394 dan 87 orang dinyatakan positif virus corona Covid-19 lebih dari dua minggu setelah vaksin pertama dan kedua, masing-masing dengan kemungkinan terinfeksi menurun seiring berjalannya waktu.

Ilustrasi vaksin Covid-19 (unsplash/@hakannural)
Ilustrasi vaksin Covid-19 (unsplash/@hakannural)

Lalu, hanya 104 orang dalam kelompok vaksinasi yang dites positif virus corona Covid-19 harus menjalani perawatan medis di rumah sakit.

Secara umum, para peneliti melihat gejala virus corona yang sama antara orang yang belum vaksinasi dan sudah vaksinasi, yakni gejalanya berupa kehilangan indra penciuman, batuk, demam, sakit kepala dan kelelahan.

Tetapi, hanya sedikit gejala yang dilaporkan dalam periode waktu singkat oleh mereka yang sudah suntik vaksin Covid-19. Artinya, vaksin Covid-19 membantu mereka tidak mengalami gejala yang lebih parah dan sembuh lebih cepat.

"Anehnya, kami melihat bahwa orang yang telah divaksinasi dan positif virus corona Covid-19 lebih cenderung mengalami gejala bersin, bila dibandingkan dengan mereka yang tidak divaksinasi," kata peneliti dikutip dari Express.

Jika Anda sudah suntik vaksin Covid-19 dan mulai sering mengalami bersin tanpa penyebab jelas, Anda harus menjalani tes Covid-19, terutama Anda yang tinggal atau bekerja di sekitar orang berisiko tinggi terkena penyakit tersebut.

Karena, orang-orang tertentu terbukti lebih berisiko tertular virus setelah divaksinasi. Orang dengan gaya hidup tidak sehat dan indeks massa tubuh (BMI) tinggi lebih berisiko terinfeksi kembali setelah vaksinasi.

"Lansia dengan kondisi kesehatan yang sudah menurun juga lebih mungkin terinfeksi setelah suntik vaksin, apalagi lansia yang tinggal di panti jompo," jelasnya.

Menurut analisis peneliti, orang berusia 60 tahun ke atas yang telah vaksinasi cenderung tidak mengembangkan gejala virus corona yang berkepanjangan dibandingkan mereka yang belum vaksinasi.

Kondisi kesehatan mendasar, termasuk asma, kanker, diabetes dan penyakit paru-paru atau jantung tidak meningkatkan kemungkinan terinfeksi kembali setelah vaksinasi dibandingkan dengan kelompok yang tidak divaksinasi. Tapi, ada sedikit peningkatan risiko bagi orang yang berusia di atas 60 tahun dengan penyakit ginjal.

"Ada kemungkinan bahwa orang dengan kondisi ini masih terlindungi sampai batas waktu tertentu, baik divaksinasi atau tidak," jelas peneliti.

Sejauh ini, memang tidak ada vaksin yang 100 persen efektif melawan virus corona dan penelitian menunjukkan beberapa orang kurang terlindungi oleh suntikan vaksin dibandingkan yang lain.

Dr Claire Steves dari King's College London, penulis utama studi mengatakan, sangat menyenangkan melihat bukti bahwa orang yang divaksinasi mengalami gejala yang lebih ringan, lebih kecil kemungkinannya untuk dirawat di rumah sakit dan risiko kecil mengembangkan gejala Covid-19 yang lama.

"Pekerjaan kami menunjukkan masih ada kelompok yang harus dilindungi, terutama lansia yang lemah dan orang-orang yang tinggal di daerah tertinggal. Kelompok-kelompok ini mungkin perlu diprioritaskan untuk vaksinasi kedua dan vaksin penguat," katanya.

 

Berita Terkait

Berita Terkini