Info

Mau Turunkan Berat Badan? Jangan Coba-Coba Konsumsi Minuman Berikut!

Kacaukan diet, konsumsi minuman ini perlu Anda hindari.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

MInuman bersoda/unsplash
MInuman bersoda/unsplash

Himedik.com - Sebuah studi menekankan bahwa ada satu minuman yang perlu Anda hindari selama menjalani diet. Penelitian itu menunjukkan bahwa soda menjadi minuman yang harus Anda hindari. 

Melansir dari Eat This, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal BMC Public Health menyatakan bahwa total kalori yang biasanya dikonsumsi seseorang kebanyakan berasal dari minuman, yakni hampir 2 persen. Untuk rata-rata orang yang mengonsumsi 2.000 kalori per hari, itu berarti sekitar 400 kalori yang ditambahkan ke diet Anda hanya dari minuman saja. 

Studi BMC menemukan bahwa itu adalah kombinasi kopi dan teh (dengan tambahan), minuman energi, jus buah dan minuman, susu, dan alkohol. Tapi minuman padat energi ini tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan minuman yang menyumbang kalori paling banyak yakni soda.

Studi tersebut menemukan bahwa soda menyumbang antara 35 hingga 141 kalori untuk diet Anda per hari, tergantung pada usia Anda.

Tidak mengherankan bahwa soda dikaitkan dengan penambahan berat badan karena mengandung sekitar 150 kalori per kaleng. Terlebih lagi kalori dalam minuman bersoda itu benar-benar kosong, seluruhnya berasal dari gula. Faktanya, sekaleng soda mengandung antara 35 hingga 61 gram gula per kaleng.

Ilustrasi minuman bersoda. (Shutterstock)
Ilustrasi minuman bersoda. (Shutterstock)

Sebuah studi dari International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity menemukan bahwa meskipun peserta berolahraga namun jika mereka mengonsumsi soda berat badan mereka tetap bertambah. Dengan kata lain, berolahraga tidak akan membantu Anda menangkis kenaikan berat badan yang terkait dengan minum soda.

Soda tidak hanya dikaitkan dengan penambahan berat badan, tetapi juga memiliki efek buruk pada kesehatan Anda secara keseluruhan. Minuman tersebut telah dikaitkan dengan diabetes tipe 2, komplikasi jantung, depresi, penyakit hati, dan risiko kematian dini.

Berita Terkait

Berita Terkini