Info

Benarkah Inhaler Asma Bisa Percepat Pemulihan Pasien Covid-19 dalam 3 Hari?

Penelitian baru menemukan bahwa inhaler asma bisa membantu mempercepat pemulihan pasien virus corona Covid-19.

Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi inhaler asma. (Shutterstock)
Ilustrasi inhaler asma. (Shutterstock)

Himedik.com - Baru-baru ini, para ahli menemukan bahwa penggunaan inhaler asma bisa membantu mempercepat pemulihan pasien virus corona Covid-19 dalam 3 hari.

Temuan ini seolah memberikan harapan baru, karena NHS bisa mengeluarkan alat kesehatan lain untuk menekan angka kasus rawat inap akibat Covid-19.

Rata-rata, pasien virus corona Covid-19 menjalani rawat inap di rumah sakit selama 8 hari. Tapi, penggunaan inhaler ini mungkin bisa mengurangi lamanya pasien rawat inap hingga 3 hari.

Saat ini, ada 1.316 orang dengan virus corona Covid-19 di Inggris yang menjalani rawat inap rumah sakit. Setiap harinya, ada 226 pasien virus corona Covid-19 yang masuk rawat inap.

Pekan lalu, dokter telah meresepkan inhlaer untuk asma kepada pasien virus corona berdasarkan kasus per kasus.

Tapi, Matt Hancock mengungkapkan orang yang tertular virus corona, setidaknya menghabiskan waktu 20 persen lebih pendek di rumah sakit karena vaksin Covid-19 yang didistribusikan.

Di samping itu, anggota parlemen Inggris justru berpendapat bahwa pemerintah harus lebih banyak menggunakan inhaler untuk mengatasi pasien Covid-19 rawat inap.

Steroid inhaler (Freepik)
inhaler (Freepik)

"Jika rata-rata pasien rawat inap di rumah sakit selama 8 hari dan Anda bisa menguranginya 3 hari hanya menggunakan inhaler, mengapa tidak untuk dilakukan?" kata Sir Graham Brady, anggota parlemen Tory di Grup Pemulihan Covid dikutip dari The Sun.

Jo Churchill mengatakan panduan klinis untuk budesonide yang dihirup sudah dikeluarkan. Ia menjelaskan bahwa obat itu telah diuji coba pada pasien virus corona yang belum menjalani rawat inap di rumah sakit dan berusia 65 tahun ke atas.

Obat itu juga diujicobakan pada pasien Covid-19 usia 50 tahun ke atas yang memiliki masalah kesehatan mendasar. Hasilnya, Jo Churchill merekomendasikan penggunaan obat itu sebagai standar perawatan di Inggris.

Sebuah percobaan oleh Universitas Oxford juga menemukan pasien virus corona yang diobati dengan inhaler budesonide menjadi lebih cepat membaik. Mereka juga kecil risikonya menjalani rawat inap di rumah sakit.

Budesonide dijual oleh AstraZeneca sebagai Pulmicort dan bisa digunakan untuk mengobati kondisi lain, seperti paru-paru orang merokok.

Temuan inilah yang mendorong para ahli menyelidiki tentang kemampuan inhaler untuk asma dalam mengobati pasien virus corona Covid-19.

Adapun pengobatan yang tersedia untuk pasien Covid-19 sekarang ini, terdiri dari parasetamol dan bed rest.

Studi Oxford menemukan bahwa obat tersebut bekerja untuk orang-orang dari segala usia, termasuk mereka yang memiliki masalah kesehatan mendasar.

Penemuan ini dibuat oleh studi Prinsip Oxford, yang mengamati 4.700 pasien di seluruh negeri. Chris Butler, profesor perawatan primer di Oxford mengatakan temuan ini sangat menarik.

Berita Terkait

Berita Terkini