Info

Anda Suka Sexting? Bisa Jadi itu Tanda Kepribadian Narsistik!

Orang yang suka sexting bisa menjadi tanda kepribadian narsistik.

Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi sexting. (pixabay/StockSnap)
Ilustrasi sexting. (pixabay/StockSnap)

Himedik.com - Anda mungkin salah satu orang yang sudah sexting dengan pasangan. Sexting adalah aktivitas mengirim atau mengunggah foto telanjang atau mengirim pesan teks bernada seksual untuk membangkitkan birahi.

Menurut sebuah penelitian, orang yang suka sexting cenderung memiliki kepribadian narsistik. Sebuah tim peneliti Internasional telah menemukan bahwa orang yang sudah sexting cenderung memiliki kepribadian narsisme dan machiavellianisme.

Anda mungkin sudah paham dengan narsisme yang biasanya digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memiliki ego dan kurang empati. Sedangkan, machiavellianisme biasanya mengaku pada orang yang suka memanipulasi dan mengeksploitasi orang lain.

Para peneliti telah melakukan survei mengenai hal ini terhadap lebih dari 6.000 peserta di 11 negara. Mereka membedakan 3 jenis sexting, antara lain eksperimental, berisiko dan parah.

Sexting eksperimental merupakan pertukaran konten seksual yang masih tergolong standar karena banyak dilakukan orang-orang dan mungkin hanya sekadar konten seksual sehari-hari.

Ilustrasi berkirim pesan, sexting. [Dimitri Karastelev/Unsplash]
Ilustrasi berkirim pesan, sexting. [Dimitri Karastelev/Unsplash]

Sedangkan, sexting berisiko merupakan aktivitas pertukaran konten seksual yang dilakukan sambil minum alkohol dan bertukarnya dengan orang tak dikenal secara online.

Lalu, sexting parah mengacu pada perilaku yang lebih berbahaya, karena berbagai konten seks secara publik tanpa meminta persetujuan orang lain. Bahkan, sexting parah ini bisa dilakukan secara paksa atau di bawah tekanan pasangan maupun teman.

Studi ini lantas melihat hubungan antara faktor kepribadian narsisme dan machiavellianisme dengan ketiga jenis sexting tersebut.

Para peneliti menemukan bahwa sexting eksperimental, berisiko dan parah dikaitkan dengan machiavellianisme, tapi bukan termasuk psikopat.

Ada juga perbedaan hasil analisis antara pria dan wanita. Hasilnya menunjukkan bahwa laki-laki lebih mungkin melakukan sexting berisiko dan sexting parah. Selain itu, laki-laki juga lebih sering melakukan sexting di bawah tekanan dari pasangan.

"Saat ini, sexting telah menjadi fenomena yang semakin umum di kalangan remaja dan dewasa muda. Sayangnya, sangat sedikit penelitian yang menyelidiki peran faktor kepribadian maladaptive dalam sexting," jelas para peneliti dikutip dari Metro UK.

Penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa perilaku sexting yang berbeda diprediksi oleh ciri-ciri kepribadian narsisme dan machiavellianisme.

Berita Terkait

Berita Terkini