Info

Khusus Orang yang Sudah Vaksin Covid-19, Waspadai Gejala Varian Delta ini!

Para ahli menemukan gejala varian Delta yang bisa menyerang orang-orang yang sudah vaksin Covid-19.

Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi virus corona Covid-19, varian delta (Pixabay)
Ilustrasi virus corona Covid-19, varian delta (Pixabay)

Himedik.com - Varian Delta salah satu mutasi virus corona Covid-19 yang telah menimbulkan kekhawatiran, karena lebih mudah menular dan menyebar.

Apalagi, varian Delta ini dikhawatirkan kebal terhadap antibodi yang terbentuk dari vaksin Covid-19. Sehingga orang-orang yang sudah vaksinasi mungkin masih bisa tertular.

Pada dasarnya, vaksin Covid-19 memang tidak membuat seseorang kebal 100 persen dari virus corona Covid-19. Karena itu, orang yang sudah vaksin Covid-19 sekali atau dua kali masih memiliki risiko tertular virus corona Covid-19, termasuk varian Delta.

Pada satu kali suntikan vaksin Covid-19, seseorang baru memiliki antibodi sekitar 60 persen. Setelah suntikan kedua vaksin Covid-19, tingkat antibodi seseorang akan meningkat 90 persen tetapi tetap tidak menjamin mereka terhindar dari virus corona.

Para ahli telah melihat varian Delta bisa menyebabkan gejala yang berbeda dari infeksi virus corona Covid-19 sebelumnya. Virus corona Covid-19 sebelumnya cenderung menimbulkan gejala seperti pilek, yang meliputi perubahan indra penciuman, rasa, batuk dan demam.

Ilustrasi virus corona Covid-19 (Pixabay/mohamed_hassan)
Ilustrasi virus corona Covid-19 (Pixabay/mohamed_hassan)

Kini, varian Delta lebih menimbulkan gejala berupa sakit kepala, pilek dan sakit tenggorokan. Tapi, gejala varian Delta ini bisa bervariasi pada setiap orang dan beberapa lainnya mungkin tidak mengalami gejala sama sekali.

Menurut para ahli, gejala varian Delta juga bisa berbeda pada orang yang sudah vaksin Covid-19 penuh. Gejalanya seringkali lebih ringan, karena vaksin Covid-19 membantu mencegah infeksi parah dan mereka mungkin juga mengalami gangguan penciuman yang membuat penderitanya merasakan aroma yang tidak semestinya atau parosmia .

Chrissi Kelly, Pendiri, AbScent, mengatakan organisasinya turun tangan untuk memberikan dukungan ketika orang-orang terus mengalami masalah itu setelah sembuh dari Covid-19.

"Kami memperkirakan parosmia mempengaruhi sekitar 50 persen pasien Covid-19, yang mana gejala ini cukup mengganggu kehidupan sehari-hari manusia," jelas Ms Kelly dikutip dari Express.

Distorsi pada indera penciuman ini dapat membuat makan sehari-hari menjadi tak tertahankan dan menyebabkan kecemasan. Meskipun orang masih dapat mengembangkan gejala virus corona setelah vaksinasi, tapi mereka jauh lebih kecil risikonya melakukan rawat inap.

 

Berita Terkait

Berita Terkini