Info

Studi: Pasien Covid-19 Berisiko Kena Masalah Memori, Meski Bergejala Ringan

Sebuah studi menunjukkan bahwa meskipun bergejala ringan, pasien Covid-19 masih berpotensi alami masalah memori.

Fita Nofiana

Ilustrasi isolasi diri, Covid-19. (Shutterstock)
Ilustrasi isolasi diri, Covid-19. (Shutterstock)

Himedik.com - Penelitian baru menunjukkan bahwa infeksi Covid-19 bisa berefek pada memori, bahkan ketika bergejala ringan. Hal ini dinyatakan dalam penelitian yang diterbitkan pada JAMA Network Open.

Melansir dari Medical Xpress, Arne Søraas, Ph.D., dari Oslo University Hospital di Norwegia, dan rekannya mengikuti kohort 13.001 orang dewasa dengan Covid-19 antara 1 Februari hingga 15 April 2020.

Bagi mereka yang positif Covid-19 yang diikutsertakan dalam survei, infeksinya relatif ringan dan tidak ada yang dirawat di rumah sakit. 

Peserta survei menyelesaikan kuesioner elektronik pada awal dan pada delapan bulan tindak lanjut yang menanyakan tentang masalah memori dan kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan.

Para peneliti menemukan bahwa 11 persen pada kelompok positif Covid-19 melaporkan masalah memori pada delapan bulan dibandingkan 4 persen pada kelompok negatif dan 2 persen pada kelompok yang belum diuji.

Ilustrasi covid-19. (Pexels)
Ilustrasi covid-19. (Pexels)

Ada hubungan kuat yang diamati antara kepositifan Covid-19 pada awal dan masalah memori pada delapan bulan dibandingkan dengan kelompok yang tidak diuji dan dipilih secara acak. 

Di antara kelompok positif Covid-19, 41 persen melaporkan penurunan kesehatan yang signifikan pada masa tindak lanjut dibandingkan satu tahun sebelumnya, dan 12 persen melaporkan masalah konsentrasi. Dari mereka yang melaporkan masalah memori pada kelompok positif SARS-CoV-2, 82 persen juga melaporkan memburuknya kesehatan.

"Temuan ini merupakan dorongan kuat untuk mempertimbangkan kembali gagasan bahwa Covid-19 dapat menjadi penyakit ringan," catat para penulis.

"Ini juga mempertanyakan apakah strategi perawatan di rumah saat ini optimal untuk gejala jangka panjang Covid-19," imbuhnya. 

Berita Terkait

Berita Terkini