Info

Studi Temukan Vaksin Pfiser Bisa Sebabkan Stroke Usai 15-21 Hari

Vaksin Pfizer bisa menimbulkan gejala berupa stroke setelah 15 hingga 21 hari.

Shevinna Putti Anggraeni

Vaksin Covid-19, vaksin Pfizer, vaksinasi. (Pixabay)
Vaksin Covid-19, vaksin Pfizer, vaksinasi. (Pixabay)

Himedik.com - Studi oleh British Medical Journal telah mencari bukti mengenai tingkat perlindungan seseorang setelah suntik vaksin Covid-19, seperti vaksin AstraZeneca dan vaksin Pfizer.

Studi tersebut menemukan hal baru bahwa ada hubungan antara orang yang suntik vaksin Pfizer dan peningkatkan risiko stroke. Tetapi, risiko stroke ini tetap 10 kali lipat lebih besar pada orang yang terinfeksi virus corona Covid-19.

Profesor Julia Hippisley-Cox, profesor epidemiologi klinis dan praktik umum di Universitas Oxford, mengatakan peningkatan risiko stroke ini terdeteksi hanya dalam waktu singkat setelah seseorang suntik vaksin Pfizer. Berbeda peningkatan risiko stroke Akibat infeksi virus corona Covid-19.

"Peningkatan risiko stroke setelah suntik vaksin Pfizer bisa terdeteksi 15 hingga 21 hari usia vaksinasi," kata Julia Hippisley-Cox dikutip dari Express.

Temuan peneliti juga menunjukkan peningkatan risiko trombositopenia, yakni suatu kondisi di mana pasien memiliki jumlah sel yang rendah dan dikenal sebagai trombosit untuk membantu pembekuan darah.

Ilustrasi vaksin Covid-19, vaksin Pfizer (Unsplash.com/@3dparadise).
Ilustrasi vaksin Covid-19, vaksin Pfizer (Unsplash.com/@3dparadise).

Pada orang dengan virus corona Covid-19, mereka hampir 9 kali lebih berisiko mengalami trombositopendia, dibandingkan orang yang menderita satu dosis vaksin AstraZeneca.

Pada studi ini, para peneliti mengamati lebih dari 29 juta orang usia 16 tahun atau lebih yang menerima dosis pertama vaksin Covid-19 di Inggris antara Desember 2020 hingga April 2021.

Profesor Aziz Sheikh, salah satu yang terlibat dalam penelitian tersebut, mengatakan peningkatan risiko trombositopenia setelah suntik vaksin AstraZeneca terlihat mirip dengan vaksin jenis lain di Inggris, seperti vaksin flu.

Mereka memperkirakan bahwa dari 10 juta orang yang vaksin AstraZaneca, akan ada 107 kasus trombositopenia dalam 28 hari pasca-vaksinasi dibandingkan dengan 934 kasus pada orang yang terinfeksi virus corona Covid-19.

BMJ menyatakan bahwa per 10 juta orang yang vaksin AstraZeneca, diperkirakan ada tujuh kasus tambahan CVST. Jumlah ini jauh lebih sedikit dibandingkan penambahan 20 kasus CVST pada pasien Covid-19.

Selain itu, mereka juga memperkirakan adanya penambahan sekitar 66 kasus pembekuan darah dari 10 juta orang yang vaksin AstraZeneca, yang lebih sedikit dibandingkan 12.614 kasus pada pasien Covid-19.

Mereka juga mengatakan tidak ada hubungannya antara pembekuan darah di arteri untuk vaksin Pfizer maupun AstraZeneca. Tapi, ada sekitar 5.000 kasus tromboemboli arteri pada 10 juta pasien Covid-19.

Terkait peningkatan risiko stroke, mereka memperkirakan akan ada 143 kasus tambahan per 10 juta orang yang vaksin Pfizer. Jumlah ini tergolong lebih sedikit dibandingkan penambahan kasus stroke yang mencapai 1.699 akibat virus corona Covid-19.

Sementara itu, para peneliti tidak menemukan hubungan antara vaksin AstraZeneca dengan peningkatan risiko stroke atau vaksin Pfizer dengan peningkatan risiko trombositopenia.

Menurut Julia Hippisley-Cox, selalu ada efek samping yang tak terduga dengan jenis obat apapun, termasuk vaksin Covid-19. Cara paling kuat untuk mendeteksi efek samping ini pun adalah penelitian.

 

Berita Terkait

Berita Terkini