Himedik.com - Penelitian oleh King's College London menemukan suntik vaksin Covid-19 lengkap bisa mengurangi risiko tertular virus dan mencegah terjadinya Long Covid-19.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian kecil orang yang suntikan vaksin Covid-19 lengkap masih memiliki kemungkinan mengembangkan gejala virus corona Covid-19 selama lebih dari 4 minggu atau Long Covid-19.
Baca Juga
Prediksi WHO: Pengidap Demensia di Dunia Bisa Bertambah hingga 139 Juta
WHO Peringatkan Varian MU Berpotensi Kebal pada Vaksin Covid-19
Vaksin Covid-19 Dosis Ketiga China 77 Persen Ampuh Lawan Varian Delta
Waspadai Sering Berkeringat di Malam Hari, Bisa Jadi Gejala Kanker Darah!
Stres Pekerjaan Tingkatkan Risiko Serangan Jantung Pada Wanita
Efektivitas Vaksin Covid-19 Turun Hingga 75 Persen Akibat Varian Delta
Tapi, risiko orang yang sudah vaksinasi mengalami Long Covid-19 akan berkurang 50 persen, terutama bila dibandingkan dengan orang yang tidak suntik vaksin Covid-19.
Sejauh ini, 78,9 persen anak di atas usia 16 tahun di Inggris mendapatkan dua kali suntikan vaksin Covid-19. Banyak orang yang terkena virus corona Covid-19 sembuh dalam waktu 4 minggu, tetapi gejalanya berlanjut selama seminggu-mingu hingga berbulan-bulan.
Para peneliti, yang diterbitkan di The Lancet Infectious Diseases, mengatakan bahwa suntik vaksin Covid-19 tetap memberikan perlindungan pada orang-orang, dengan cara mencegah penyakit serius. Tapi, dampak vaksin Covid-19 pada pengembangan penyakit serius jangka panjang masih kurang pasti.
Mereka menganalisis data yang dikumpulkan dari aplikasi UK Zoe Covid Study untuk melacak gejala virus corona Covid-19, vaksin Covid-19 dan tes yang dilaporkan sendiri.
Penelitian itu berlangsung antara Desember 2020 hingga Juli 2021. Para peneliti juga melacak kesehatan lebih dari 1,2 juta orang dewasa yang sudah satu kali suntik vaksin Covid-19 dan 971.504 yang sudah suntik vaksin Covid-19 lengkap.
Mereka menemukan hanya 0,2 persen orang suntik vaksin Covid-19 dua kali terinfeksi virus corona Covid-19 setelah vaksinasi. Lalu, lebih dari 5 persen peserta mengalami Long Covid-19 yang berlangsung 28 hari atau lebih.
Para peneliti menemukan beberapa orang lebih berisiko terkena infeksi terobosan (terinfeksi virus corona setelah vaksinasi) daripada orang lain, termasuk orang dewasa yang lemah, lanjut usia, orang-orang yang tinggal di daerah miskin.
Peneliti utama Dr Claire Steves mengatakan orang yang berisiko tinggi perlu diprioritaskan untuk mendapatkan suntikan penguat vaksin Covid-19.
"Kabar baiknya, penelitian kami telah menemukan bahwa vaksin Covid-19 lengkap bisa mengurangi risiko penularan dan mengembangkan Long Covid-19," kata Dr Claire dikutip dari BBC.