Info

Para Ahli Membantah Susu Tinggi Lemak Sebabkan Penyakit Kardiovaskular

Para peneliti ragu apakah menghindari lemak susu secara keseluruhan bermanfaat untuk kesehatan jantung.

Yasinta Rahmawati

Ilustrasi susu. (Shutterstock)
Ilustrasi susu. (Shutterstock)

Himedik.com - Banyak yang menganggap konsumsi susu perlu dihindari karena kandungan lemaknya. Namun dari hasil penelitian kohort di Swedia yang diterbitkan dalam jurnal Plos Medicine, para ahli internasional membantah anggapan bahwa susu tinggi lemak harus dihindari karena lemak jenuh.

Penelitian itu dilakukan dengan melihat asupan lemak susu pada 4.150 orang dewasa Swedia. Mayoritas di antaranya adalah perempuan dengan usia rata-rata 60,5 tahun, selama periode 16,6 tahun.  Mereka diukur konsentrasi darah dari tingkat asam lemak tertentu.

Peneliti mencatat adanya 578 insiden kejadian penyakit kardiovaskular dan 676 kematian. Hasil tersebut menunjukkan bahwa risiko penyakit kardiovaskular lebih rendah di antara kelompok yang memiliki asupan lemak susu lebih tinggi dibandingkan dengan asupan rendah. 

"Penelitian mengandalkan orang untuk dapat mengingat dan mencatat jumlah dan jenis makanan susu yang mereka makan. Tapi itu memang sangat sulit karena susu biasa juga digunakan dalam berbagai makanan," kata Dr. Matti Marklund, dari George Institute for Global Health yang berbasis di Australia, Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg dan Universitas Uppsala.

"Sebagai gantinya, kami mengukur kadar lemak tertentu dalam darah, asam, atau 'blok pembangun' lemak, yang ditemukan dalam makanan olahan susu yang memberikan ukuran lebih objektif dari asupan lemak susu yang tidak bergantung pada ingatan peserta atau kualitas database makanan," imbuhnya, dikutip dari Fox News.

Kemudian, dalam meta-analisis, para peneliti menggabungkan hasil penelitian Swedia dengan 17 penelitian serupa di negara lain, yang melibatkan hampir 43.000 peserta di Amerika Serikat, Inggris, dan Denmark.

Analisis yang lebih luas juga menghubungkan konsumsi lemak susu yang lebih tinggi dengan risiko penyakit kardiovaskular yang lebih rendah. Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa dampak kesehatan dari makanan susu mungkin lebih tergantung pada jenisnya, seperti keju, yogurt, susu, dan mentega, daripada kandungan lemaknya.

Sehingga para peneliti ragu apakah menghindari lemak susu secara keseluruhan bermanfaat untuk kesehatan jantung.

Namun, penelitian di Swedia ini mengakui masih memiliki keterbatasan, termasuk ketidakmampuan biomarker untuk menentukan berbagai jenis makanan susu. Selain itu, sebagian besar penelitian dalam meta-analisis menilai biomarker pada awal yang dapat meningkatkan risiko kesalahan klasifikasi tingkat paparan.

Para peneliti menyerukan studi klinis dan eksperimental lebih lanjut untuk menjelaskan sebab akibat mekanisme biologis yang relevan antara konsumsi lemak susu dan kesehatan jantung.

"Penting untuk diingat bahwa meskipun produk susu kaya akan lemak jenuh, namun juga kaya akan banyak nutrisi lain dan dapat menjadi bagian dari diet sehat. Namun, lemak lain seperti yang ditemukan dalam makanan laut, kacang-kacangan, dan non-minyak nabati dapat memiliki manfaat kesehatan yang lebih besar daripada lemak susu,” ucap Trieu.

(Suara.com/Lilis Varwati)

Berita Terkait

Berita Terkini