Info

Ketahui Zoom Dysmorphia, Terjadi pada Orang yang Sering Konferensi Video

Fenomena ini muncul setelah banyak orang menghabiskan sebagian besar waktu bekerja menggunakan aplikasi konferensi video.

Rosiana Chozanah

Ilustrasi rapat online (Pixabay)
Ilustrasi rapat online (Pixabay)

Himedik.com - Aplikasi konferensi video seperti Zoom atau yang lainnya seolah menjadi 'makanan' sehari-hari setelah banyak perusahaan menetapkan work from home atau WFH.

Apabila Anda mulai merasa bermasalah dengan citra diri Anda setelah terus menerus menatap diri sendiri melalui panggilan konferensi video mungkin Anda mengalami Zoom dysmorphia.

"Aku khawatir dengan waktu yang mereka habiskan di depan kamera berdampak negatif pada persepsi mereka terhadap diri sendiri," cemas dokter kulit dan profesor Harvard Medical School, Dr. Shadi Kourosh.

Selama pandemi, Kourosh telah mendapat peningkatan janji temu dengan pasien yang mengalami masalah penampilan.

Kourosh mengaku terkejut ketika pada awal pandemi banyak orang berkonsultasi ingin melakukan bedah kosmetik wajah, seperti operasi hidung dan menghaluskan kerutan dahi.

Ilustrasi Rapat Online. (Pixabay/AS_Appendorf)
Ilustrasi Rapat Online. (Pixabay/AS_Appendorf)

"Orang-orang memaksa ingin melakukan bedah kosmetik, padahal itu tidak perlu. Mereka mengeluh kulit wajah dan leher mengendur. Kami bertanya-tanya apakah itu karena mereka sering melihat diri sendiri dari sudut aneh ketika mereka melihat ke bawah?" duganya, dilansir The Guardian.

Kourosh menyamakan bagaimana orang-orang melihat diri mereka sendiri selama konferensi video dengan saat mereka bercermin.

"Mereka tidak melihat cerminan diri sendiri. Mereka tidak menyadari bahwa itu adalah cermin yang terdistorsi," sambungnya. Ada faktor seperti sudut dan seberapa dekat jarak kamera ke wajah bisa menutupi penampilan asli seseorang.

"Mengalami Zoom dysmorphia itu tidak sadar. Orang-orang tidak tahu bahwa distorsi yang terjadi akibat pengambilan angle mereka," imbuh Kourosh.

Menurut Kourosh, lama-kelamaan fenomena ini akan memengaruhi kesehatan mental banyak orang.

"Selain melihat diri mereka sendiri selama panggilan konferensi video, orang-orang hidup dalam isolasi, menghabiskan waktu luang melihat gambar orang lain yang sangat terdistorsi di media sosial. Aku yakin ini masalah kesehatan mental," tandasnya.

Berita Terkait

Berita Terkini