Info

Peneliti: Tak Vaksin Covid-19 Tingkatkan Risiko Kematian 20 Kali Lipat!

Penelitian Texas menemukan orang yang tidak vaksin Covid-19 20 kali lebih berisiko meninggal dunia.

Shevinna Putti Anggraeni

Vaksin Covid-19, vaksinasi (Pixabay)
Vaksin Covid-19, vaksinasi (Pixabay)

Himedik.com - Penelitian yang dirilis ole Departemen Kesehatan Texas menemukan orang yang tidak suntik vaksin Covid-19 lebih berisiko meninggal dunia hingga 20 kali lipat. Mereka juga 13 kali lipat lebih berisiko terinfeksi virus corona Covid-19.

Tapi, hasil ini cukup bervariasi di antara kelompok usia. Karena, orang yang tidak suntik vaksin Covid-19 dan berusia 40 tahunan 55 kali lebih berisiko meninggal karena virus corona Covid-19.

Sedangkan, orang yang berusia 75 tahun atau lebih tua dan tidak suntik vaksin Covid-19 12 kali lebih berisiko meninggal dunia karena virus corona Covid-19.

Dr Jennifer Shuford, kepala ahli epidemiologi negara bagian Texas, mengatakan bahwa penelitian ini membuktikan beberapa hal yang memang sudah dipercaya selama berbulan-bulan.

Dr Shuford, mengatakan suntikan vaksin Covid-19 ini bekerja sangat baik untuk melindungi diri sendiri dan orang lain dari risiko infeksi dan meninggal dunia akibat virus corona Covid-19.

Ilustrasi Virus Corona Covid-19. (Pixabay)
Ilustrasi Virus Corona Covid-19. (Pixabay)

"Vaksinasi tetap menjadi cara terbaik untuk menjaga diri Anda dan orang-orang di sekitar dari virus corona Covid-19," kata Dr Shuford dikutip dar Fox News.

Hampir 29 ribu orang Texas meninggal dunia karena virus corona Covid-19 sepanjang tahun ini. Sebanyak 85,5 persen di antaranya tidak vaksinasi, 6,8 persen sudah vaksinasi sekali dan 7,7 persen vaksinasi penuh.

Sebuah studi oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) yang lebih luas menemukan bahwa orang Amerika yang tidak vaksinasi 10 kali lebih berisiko dirawat di rumah sakit dan 11 kali lebih mungkin meninggal karena varian Delta.

Tapi, sekarang kita tahu bahwa kemanjuran vaksin Covid-19 akan berkurang dari waktu ke waktu.

Studi yang diterbitkan di jurnal medis Lancet menemukan bahwa efektivitas vaksin Pfizer dalam mencegah infeksi turun dari 88 persen menjadi 47 persen setelah 6 bulan seseorang menerima dosis kedua.

Berita Terkait

Berita Terkini