Info

Vaksin Covid-19 Terbukti Dapat Melindungi Pasien Kanker dari Infeksi Parah

Para peneliti menemukan bahwa jenis vaksin yang diterima peserta merupakan faktor utama dalam menginduksi respons imun.

Rosiana Chozanah

Ilustrasi vaksin Covid-19 (Pixabay)
Ilustrasi vaksin Covid-19 (Pixabay)

Himedik.com - Studi baru yang terbit dalam Journal of Clinical Oncology meneliti keamanan dan imunogenisitas vaksin Covid-19 pada pasien kanker yang sedang dalam masa perawatan. Beberapa peserta studi juga menerima dosis vaksin booster.

"Kami melakukan penelitian ini karena hanya ada data terbatas tentang keamanan vaksin Covid-19 pada penderita kanker aktif. Tidak ada uji klinis prospektif yang dipublikasikan yang mencakup populasi pasien ini," ujar co-lead peneliti Justin Gainor.

Dari penelitian mereka diketahui bahwa kemoterapi memang sedikit mengurangi respons kekebalan, tetapi sebenarnya tidak sebanyak yang ditakuti pasien serta dokter pada awalnya.

Dalam studi ini, peneliti mengukur konsentrasi antibodi 1.001 pasien kanker terhadap SARS-CoV-2 dan titer netralisasi, yang menunjukkan seberapa baik antibodi memblokir virus memasuki sel.

Titer antibodi dan titer netralisasi merupakan ukuran proksi yang berkolerasi dengan perlindungan terhadap Covid-19.

ilustrasi vaksinasi Covid-19. [Envato]
ilustrasi vaksinasi Covid-19. [Envato]

Para peneliti menemukan bahwa jenis vaksin yang diterima peserta merupakan faktor uatama dalam menginduksi respons imun.

Medical Xpress melaporkan pasien yang menerima vaksin Johnson & Johnson memiliki respons imun yang jauh lebih rendah daripada peserta yang menerima vaksin mRNA (Pfizer dan Moderna).

Meski respons imun pasien terhadap ketiga vaksin sedikit terganggu dibandingkan orang sehat, tetapi sebagian besar mereka masih memiliki resnpons yang cukup melindungi dari Covid-19 parah.

"Data kami menunukkan bahwa pasien dengan kanker harus menerima vaksin mRNA. Selain itu, pasien yang menerima vaksin J&J harus dipertimbangkan untuk dosis vaksin tambahan." tambahnya.

Booster vaksin juga aman dan dapat ditoleransi dengan baik serta menginduksi respons imun yang lebih tinggi.

"Efek samping vaksin yang dialami oleh pasien kanker mirip dengan yang dialami oleh kontrol sehat dan umumnya ringan atau sedang, yang harus meyakinkan pasien," tandas peneliti.

Langkah selanjutnya untuk penelitian ini mencakup eksplorasi mendalam tentang bagaimana pendekatan berbeda terhadap pengobatan kanker memengaruhi respons imun dan bagaimana vaksin dapat menghasilkan respons terhadap varian SARS-CoV-2 baru.

Berita Terkait

Berita Terkini