Info

Tidak Hanya Varian Omicron, Berikut 4 Virus Corona Lain yang Termasuk VOC

VOC merupakan variant of concern atau varian yang diwaspadai.

Rosiana Chozanah

Ilustrasi masker dan virus corona. (Pixabay)
Ilustrasi masker dan virus corona. (Pixabay)

Himedik.com - Dalam dua tahun terakhir, virus corona penyebab Covid-19, SARS-CoV-2, telah bermutasi beberapa kali menjadi berbagai varian baru. Hingga kini, mutasi terbarunya adalah varian Omicron.

Banyak dari mutasi SARS-CoV-2 menunjukkan perubahan terjadi pada protein lonjakan, yang digunakan virus untuk menempel dan menginfeksi sel manusia.

Mutasi genetik tersebut dalam beberapa kasus meningkatkan penularan dan bahkan beberapa berisiko meningkatkan keparahan penyakit.

WHO menetapkan varian Omicron sebagai Variant of Concern (VOC) atau varian yang diwaspadai.

Selain Omicron, berikut beberapa varian mutasi SARS-CoV-2 yang juga termasuk dalam VOC dilansir Live Science:

1. Varian Alpha (B.1.1.7)

WHO mengatakan varian ini pertama kali ditemukan di Inggris pada September 2020. Varian telah menyebar ke setidaknya 114 negara.

Varian Alpha memiliki 23 mutasi dibanding SARS-CoV-2 (varian asli), dengan 8 di antaranya terjadi di protein lonjakannya.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mencatat varian ini sekitar 50% lebih mudah menular daripada varian asli virus corona Covid-19. Varian ini juga berisiko menyebabkan Covid-19 parah.

Ilustrasi virus corona Covid-19. (Shutterstock)
Ilustrasi virus corona Covid-19. (Shutterstock)

BACA JUGA: WHO Khawatir Varian Baru Virus Corona B.1.1.529 Berdampak pada Pengobatan dan Vaksin

2. Varian Beta (B.1.351)

Varian Beta sebelumnya disebut B.1.351, pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan pada Mei 2020 dan ditetapkan sebagai VOC pada Desember 2020. Global Virus Network, mencatat varian sudah terdeteksi di setidaknya 48 negara.

Berbeda dari varian Alpha, varian Beta memiliki 8 mutasi berbeda yang dapat memengaruhi cara virus mengikat sel manusia.

B.1.351 ini sekitar 50% lebih mudah menular daripada varian asli SARS-CoV-2. CDC mengatakan beberapa antibodi monoklonal dan vaksin tidak bekerja dengan baik, atau efektivitasnya berkurang, dalam melawan varian ini.

Varian ini juga dapat menyebabkan penyakit yang sedikit lebih parah dan risiko kematian yang lebih tinggi daripada virus corona asli.

3. Varian Gamma (P.1)

Awal mulanya varian Gamma atau P.1 didokumentasikan di Brasil pada November 2020 dan ditetapkan sebagai VOC pada 11 Januari 2021. Varian ini telah tersebar di 74 negara di seluruh dunia.

Gamma terkait erat dengan Beta, dan dua varian ini berbagi beberapa mutasi yang sama dalam protein lonjakannya. Beberapa riset menunjukkan varian Gamma sekitar dua kali lipat lebih mudah menular daripada garis keturunan varian induknya, B.1.1.28.

Infeksi Gamma terkait dengan viral load yang jauh lebih tinggi daripada varian lainnya. Gamma menunjukkan kerentanan yang lebih rendah terhadap beberapa pengobatan antibodi monoklonal, termasuk bamlanivimab dan etesevimab.

Menurut riset yang terbit di 12 Mei di jurnal Cell Host & Microbe, varian tersebut tampak relatif resisten terhadap netralisasi oleh plasma konvalesen.

Ilustrasi masker dan virus corona. (Pixabay)
Ilustrasi masker dan virus corona. (Pixabay)

BACA JUGA: WHO Mendesak untuk Tetap Pakai Masker dan Menjaga Jarak Meski Sudah Vaksin Covid-19

4. Varian Delta (B.1.617.2)

Varian Delta pertama kali ditemukan di India pada Oktober 2020, dan diberi label sebagai VOC pada Mei 2021. Varian telah menyebar dengan cepat di lebih dari 100 negara dan menjadi strain dominan di seluruh negara di dunia.

B.1.617.2 memiliki beberapa mutasi penting pada protein lonjakan, dan dua dari mutasi tersebut memungkinan varian ini menempel lebih kuat pada reseptor ACE2. Sementara mutasi lainnya memungkinkan Delta menghindari kekebalan inang.

Delta dianggap sebagai versi virus corona baru yang paling mudah menular hingga saat ini, risikonya hingga 60% lebih mudah menular daripada Alpha dan dua kali lebih menular dari varian virus corona asli.

Selain itu, beberapa bukti menunjukkan varian tersebut dapat lebih mudah menghindari vaksin Covid-19 saat ini.

5. Varian Omicron (B.1.1.529)

Varian Omicron baru terdeteksi di Afrika Selatan pada November dan langsung ditetapkan sebagai VOC pada 26 November 2021 kemarin.

Hingga saat ini varian Omicron sudah ditemukan di negara lain, termasuk Australia, Austria, Belgia, Botswana, Kanada, Denmark, Inggris, Prancis, Jerman, Hong Kong, Israel, Italia, Belanda, Portugal, dan Skotlandia.

Omicron memiliki lebih dari 30 mutasi pada gen yang mengode protein lonjakan, dengan 10 gen tersebut mengode bagian dari domain pengikat reseptor, yang bertugas menempel pada sel manusia.

Beberapa mutasi Omicron juga telah muncul pada varian sebelumnya dan dapat menyebabkan penularan lebih tinggi atau membantu virus menghindari sistem kekebalan.

Namun, hingga kini belum diektahui secara pasti seberapa menular atau parahnya Omicron.

Berita Terkait

Berita Terkini