Info

Profesor: Infeksi Varian Omicron Ringan dan Tidak Berbahaya

Seorang ahli mengatakan varian Omicron ini nampaknya hanya memicu gejala ringan dan tidak terlalu berbahaya.

Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi varian Omicron, varian baru virus corona. (Pixabay)
Ilustrasi varian Omicron, varian baru virus corona. (Pixabay)

Himedik.com - Petugas media yang merawat beberapa kasus pertama varian Omicron di dunia mengatakan sebagian besar pasien mengalami gejala ringan. Mekipun, bukti awal menunjukkan varian Omicron ini lebih menular dibandingkan varian virus corona lainnya.

Profesor Salim Abdool Karim, mengatakan varian Omicron nampaknya lebih mampu menginfeksi orang yang sudah suntik vaksin Covid-19 penuh atau pernah terinfeksi virus corona sebelumnya.

Tapi, Prof Abdool Karim masih berharap bahwa vaksin Covid-19 yang sekarang ini tersedia tetap efektif mencegah infeksi parah dan rawat inap akibat varian Omicron.

Prof Abdool Karim mengatakan sejauh ini infeksi varian Omicron hanya menyebabkan gejala ringan, termasuk batuk kering, demam dan keringat malam.

Ia mengatakan bahwa varian Omicron ini mendorong kasus infeksi virus corona Covid-19 harian di Afrika Selata di atas 10 ribu dalam seminggu. Padahal, sebelumnya kasus infeksi virus corona harian di Afrika Selatan kurang dari 3 ribu dalam seminggu.

Ilustrasi varian Omicron, virus corona Covid-19 (Pixabay)
Ilustrasi varian Omicron, virus corona Covid-19 (Pixabay)

Dr Angelique Coetzee, kepala Asosiasi Medis Afrika Selatan, mengatakan infeksi varian Omicron ini nampaknya sangat ringan, tapi ada beberapa perbedaannya dengan varian virus corona sebelumnya.

Berbeda dengan varian Delta, pasien varian Omicron tidak mengalami kehilangan indra penciuman atau rasa dan tidak ada penurunan kadar oksigen yang signifikan.

"Keluhan klinis yang paling dominan adalah kelelahan parah selama 1 atau 2 hari. Mereka juga mengalami sakit kepala, tubuh sakit dan nyeri," kata Dr Angelique Coetzee dikutip dari Express.

Menteri Kesehatan Afrika Selatan mengatakan semua orang tidak perlu panik dengan munculnya varian Omicron, meskipun ada lonjakan kasus infeksi baru-baru ini.

Joe Phaahla mengatakan sekarang ini kondisi Afrika Selatan sama persis ketika diserang varian Beta pada Desember 2020 lalu. Bahkan, ahli epidemiologi Jerman, Profesor Karl Lauterbach mengatakan varian Omicron ini bisa menjadi ancaman pada perayaan Natal 2021 meskipun menyebabkan gejala yang lebih ringan dari sebelumnya.

Tetapi, ia memperingatkan bahwa Afrika Selatan memiliki populasi yang lebih muda dan populasi di negara-negera Eropa lebih banyak orang tua yang berisiko tinggi terinfeksi virus corona.

Clive Dix, mantan kepala Satuan Tugas Vaksin Inggris, mengaku khawatir mengenai varian Omicron yang mampu menghindari kekebalan dari vaksin Covid-19, sehingga menyebabkan peningkatan besar kasus rawat inap dan kematian.

Clive Dix juga memperingatkan bahwa varian Omicron ini bisa menjadi pengingat mengenai perlunya mempersiapkan vaksin Covid-19 baru yang lebih efektif melawannya. Meskipun, kasus awal menunjukkan varian Omicron ini nampaknya tidak terlalu berbahaya.

Berita Terkait

Berita Terkini