Info

Penelitian: Orang dengan Alergi Lebih Berisiko Rendah Terkena Virus Corona

Penelitian menemukan orang yang memiliki alergi justru berisiko kecil terinfeksi virus corona Covid-19.

Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi virus corona Covid-19, varian Omicron. (Shutterstock)
Ilustrasi virus corona Covid-19, varian Omicron. (Shutterstock)

Himedik.com - Sebuah studi baru menemukan orang yang menderita alergi, seperti demam lebih berisiko rendah terinfeksi virus corona Covid-19.

Penelitian dari Queen Mary University of London membuktikan risiko rendah virus corona Covid-19 pada orang alergi dengan cara menganalisis data lebih dari 16 ribu orang dewasa di Inggris.

Penelitian yang dilakukan antara Mei 2020 hingga Febuari 2021, yang menemukan bahwa penderita demam dan eksim hampir 25 persen lebih kecil risikonya tertular virus corona Covid-19.

Penelitian ini diterbitkan di jurnal Thorax, yang meminta orang dewasa untuk memberikan semua informasinya mengenai usia, tinggi badan, berat badan, gaya hidup dan mereka sedang minum obat atau tidak serta statu vaksinasinya.

Sebanyak 466 peserta dinyatakan positif terinfeksi virus corona Covid-19 selama proses penelitian. Para peneliti menemukan bahwa di antara mereka yang memiliki penyakit atopik, seperti eksim dan dermatitis serta mereka yang menderita hay fever atau rinitis memiliki risiko 23 persen lebih rendah terinfeksi virus corona Covid-19.

Ilustrasi varian Omicron, virus corona Covid-19. (Pixabay)
Ilustrasi varian Omicron, virus corona Covid-19. (Pixabay)

Tetapi dilansir dari The Sun, belum bisa dipastikan orang yang memiliki alergi tersebut juga berisiko rendah terinfeksi varian Omicron atau tidak.

Sebelumnya, varian Omicron ini ditemukan pertama kali di Afrika Selatan. Seorang dokter yang menjadi salah satu orang perawatan di dunia yang terinfeksi varian Omicron ini yakin bahwa ia tertular di London.

"Saya kira tertular varian Omicron ini ketika berada di London sekitar waktu yang sama ketika ditemukan varian ini di Afrika Selatan," kata dokter tersebut.

Elad Maor memang berada di Inggris untuk menghadiri sebuah konferensi selama 3 hari, yakni sampai 23 November 2021. Sekitar waktu itu pula, varian Omicron juga ditemukan di Afrika Selatan untuk pertama kalinya..

Ahli jantung dari Isarel itu menginap selama empat malam di sebuah hotel di Islington. Ia mengalami gejala setelah kembali ke rumah dan dinyatakan positif virus corona pada 27 November 2021.

Berita Terkait

Berita Terkini