Info

Ilmuwan Ungkap Alasan Virus Corona Omicron Punya Banyak Mutasi

Para ilmuwan sedang mencoba memahami bagaimana omicron memiliki banyak mutasi dalam waktu yang tampaknya singkat.

Rosiana Chozanah

Ilustrasi masker dan virus corona. (Pixabay)
Ilustrasi masker dan virus corona. (Pixabay)

Himedik.com - Varian virus corona omicron, yang terdeteksi di Afrika Selatan pada 25 November lalu, memiliki lebih dari 30 mutasi pada protein lonjakan.

Protein ini memungkinkan virus menginfeksi dan mengambil alih sel manusia, serta menjadi target utama sebagian besar vaksin Covid-19.

Mutasi yang sama pada varian sebelumnya, alpha dan delta, dapat membuat virus lebih menular, menghindari sistem kekebalan dan vaksin. Namun, ilmuwan belum mengetahui apakah dampaknya akan sama pada omicron.

Sebuah studi pra-cetak baru yang dirilis ilmuwan Afrika Selatan pada Kamis (2/12/2021), menunjukkan bahwa omicron tiga kali lebih mungkin menyebabkan infeksi ulang. Namun, studi ini belum diterbitkan dalam jurnal ilmiah.

Menurut Scientific American, mutasi berkembang secara spontan ketika virus bereplikasi dan menyebar.

Ilustrasi masker dan virus corona. (Pixabay)
Ilustrasi masker dan virus corona. (Pixabay)

Para ilmuwan sekarang sedang mencoba memahami bagaimana omicron memiliki banyak mutasi dalam waktu yang tampaknya singkat.

Mereka telah memperkirakan beberapa teori. Satu kemungkinannya adalah bahwa SARS-CoV-2 mulai menyebar dan bermutasi pada kelompok orang yang terisolasi, di mana virus memiliki kesempatan untuk berubah secara dramatis dibandingkan varian lain.

Lalu, virus yang sudah bermutasi menular ke populasi yang lebih besar.

Teori lainnya, virus corona telah bermutasi pada satu orang sebelum menemukan inang baru.

"Ini bisa terjadi pada orang dengan kekebalan lemah, seperti pengidap HIV," jelas ketua vaksinologi Anna-Lise Williamson di University of Cape Town.

Afrika Selatan memiliki epidemi HIV terbesar di dunia, dengan lebih dari tujuh juta orang terinfeksi virus. Negara-negara tetangganya juga mempunyai kasus HIV yang meluas.

Hipotesis ini muncul dengan dasar gagasan bahwa orang dengan gangguan sistem kekebalan akan menghasilkan sel B yang memicu respons antibodi.

"Hal itu menghasilkan perang senjata antara virus dan antibodi," sambung Williamson.

Respons sel B lemah tidak menciptakan antibodi yang cukup untuk melawan virus sepenuhnya. Akibatnya, hal itu akan menekan urutan genetik protein lonjakan agar bermutasi demi menghindari antibodi.

Hipotesis lain mengapa omicron memiliki banyak mutasi adalah bahwa virus corona berevolusi pada inang hewan, yang kemudian menginfeksi manusia kembali.

"Pada spesies lain, virus akan menghadapi jenis tekanan kekebalan yang berbeda, sehingga dapat mengumpulkan bebeapa mutasi secara cepat," duga ahli virologi Gonzalo Bello dari Oswaldo Cruz Institute di Rio de Janeiro.

Namun, untuk memahami sepenuhnya bagaimana dan di mana omicron muncul, ada baiknya menemukan pasien atau masyarakat pertama yang terinfeksi varian ini. Tetapi mengidentifikasi pasien nol suatu varian itu sulit.

Berita Terkait

Berita Terkini