Info

Banyak Berdiri Bantu Cegah Diabetes Tipe 2, Begini Kata Studi

"Temuan ini seharusnya mendorong orang untuk mengganti sebagian waktu duduk harian mereka dengan berdiri lebih sering," kata peneliti.

Yasinta Rahmawati

Ilustrasi berjalan/berdiri. (pixabay)
Ilustrasi berjalan/berdiri. (pixabay)

Himedik.com - Diabetes merupakan penyakit kronis menahun ketika tubuh tidak dapat memproduksi insulin dengan baik. Pada penderita diabetes tipe 2, mereka memiliki kadar insulin yang cukup, tetapi insulin tidak dapat berfungsi dengan baik dalam mengontrol gula dalam darah.

Karena termasuk salah satu penyakit kronis yang dapat menimbulkan komplikasi, maka perlu dilakukan upaya pencegahan agar kondisi tidak semakin parah. Contohnya dengan menjalani diet sehat, mengurangi asupan gula tambahan, dan rutin olahraga. 

Sebuah studi baru di Journal of Science and Medicine in Sport menyoroti satu upaya untuk pencegahan risiko diabetes tipe 2 yang nampak sepele tapi efektif, yakni dengan lebih sering berdiri.

Dilansir dari Very Well Fit, semua peserta dalam penelitian yang terlibat berisiko terkena diabetes tipe 2.

Mereka mengamati 64 pria dan wanita dengan sindrom metabolik, sekelompok kondisi termasuk tekanan darah tinggi dan lingkar pinggang yang lebih besar, yang cenderung menempatkan orang pada risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2 serta penyakit jantung dan stroke.

Jangan terlalu lama ketika berolahraga (Pexels)
ilustrasi olahraga yoga.

 

Ketika peserta dalam penelitian ini berdiri, mereka menunjukkan sensitivitas insulin yang lebih baik, hasil yang belum pernah ditunjukkan sebelumnya pada populasi ini, menurut rekan penulis studi Taru Garthwaite , PhD(c), dari University of Turku di Finlandia.

"Temuan ini seharusnya mendorong orang untuk mengganti sebagian waktu duduk harian mereka dengan berdiri lebih sering," katanya.

"Itu terutama benar jika seseorang tidak memenuhi rekomendasi aktivitas fisik."

Sensitivitas insulin mereka diukur saat duduk, berdiri, dan aktif secara fisik. Hal ini penting karena insulin adalah hormon kunci dalam metabolisme energi dan regulasi gula darah, dan ketika sensitivitas terganggu, dapat menyebabkan keadaan resistensi insulin dan diabetes tipe 2.

Pada peserta, terlihat peningkatan sensitivitas insulin seluruh tubuh ketika mereka berdiri, kemungkinan karena penggunaan otot yang diperlukan untuk berdiri.

Meskipun berdiri sendiri menunjukkan sejumlah manfaat yang mengejutkan, Dr. Garthwaite menekankan bahwa Anda mendapatkan lebih banyak manfaat dari olahraga teratur.

Anehnya, orang-orang dalam penelitian yang melakukan olahraga sedang hingga berat tidak memiliki sensitivitas insulin langsung. Tetapi dia mengatakan bahwa hal itu dapat terjadi seiring waktu melalui perubahan komposisi tubuh.

Misalnya, menurunkan berat badan dapat membantu metabolisme, termasuk pengaturan gula darah, dan olahraga dapat memainkan peran penting dalam pengelolaan berat badan tersebut, catatnya.

"Ini berarti olahraga memberikan efek yang lebih tidak langsung dibandingkan dengan berdiri, yang memiliki efek lebih langsung pada sensitivitas insulin," kata Dr. Garthwaite.

Berita Terkait

Berita Terkini